[caption id="attachment_241670" align="alignleft" width="213" caption="illustrasi google.com"][/caption]
Hughie adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Banyak sekali cewek yang terpeleset karena melihat wajahnya, dia punya semua yang cewek-cewek cari pada dirinya tapi sayangnya ia tak punya banyak sen.Ia tinggal sendiri di rumahnya karena orang tuanya telah meninggal dunia. Nah untuk menghidupi dirinya Ia pun bekerja sebagai pelayan di sebuah bar.
Sebenarnya ia memiliki seorang pacar yang sangat mencintainya dan mereka telah menjalin hubunganya beberapa tahun dan ingin segera menikah tapi karena masalah finasial mereka pun mengundurkan niatnya. Ayah pacarnya adalah seorang mantan tentara yang selalu mengingatkan Hughie untuk mencari uang sebesar sepuluh ribu pounds sebagai mahar pernikahanya baru ia boleh menikahi putrinya. Kalau tidak ada, jangan coba.
Suatu hari si Hughie sedang bertamu ke kantor temannya. Nah saat itu Alan teman baik Hughie sedang sibuk-sibuknya melukis seorang pengemis yang ia tempatkan disudut ruangannya. Heran dengan yang dilakukan temannya, Hughie pun menyakan beberapa pertanyaan dengan teman itu yang kesemuanya pertanyaannya dijawab dengan bau-bau estetika. Maklumlah pelukis. Ketika Alan meninggalkan ruangan, si Hughie pun memperhatiakan pengemis yang masih berdiri disudut ruangan tadi, bajunya compang-camping, kulitnya bersisik dan mukanya hitam bagaikan arang. Ia pun merasa kasihan pada pengemis itu dan akhirnya iapun merogoh dompetnya yang hanya berisi satu pound. Uang itupun ia berikan pada pengemis itu. “kamu lebih membutuhkanya dari padaku” katanya dalam hati. Setelah itu Alan pun kembali masuk keruangan untuk menyelesaikan lukisanya. Akhirnya, Hughie pun pamit pulang.
Siapa yang tahu, ternyata pengemis yang di lukis si Alan itu adalah seorang millioner yang ingin dilukis dengan stelan yang aneh, yaitu dengan berpura-pura jadi pengemis. Sang millioner pun menanyakan semua seluk beluk si Hughie tadi kepada si Alan. Si millionare pun merasa salut dengan perbuatan yang dilakukan Hughie yang menaruh kasihan padanya dan memberikan duit satu pound padanya, padahal cuma itu duit yang ia punya.
Keesokan harinya Alan pun menceritakan kejadian itu pada Hughie. Ia juga mengatakan bahwa pengemis yang ia lukis kemarin adalah seorang milioner. Hughie pun terkejut dan merasa malu karena ia memberikan duit yang hanya satu pound pada pengemis itu, duit yang sama sekali tak berharga pada millioner yang menyamar itu. Alan juga menceritakan bahwa pengemis itu menanyakan semua tentang kehidupan Hughie termasuk syarat menikah dengan pacarnya itu. Pokoknya semua informasi Alan berikan pada pengemis itu.
Tak lama setelah itu mereka pun kedatangan tamu, ternyata tamu itu adalah ajudan Pengemis yang menyamar tadi. Awalnya Hughie takut karena mungkin si pengemis itu tersinggung dengan perbuatanya tapi ternyata Ajudan itu membawa sebuah kertas. Setelah dibuka ternyata kertas itu berisi cek sepuluh ribu pound dan resepsi nikah yang akan dibiayaai si pengemis tadi. Semua itu diperuntukkan pada Hughie.
Bahagia sangat tentunya kita bila kita dihadapkan pada hadiah seperti itu. wait...kita tidak akan menuai kalau kita belum menabur, kira-kira begitulah hukumnya. jadi jangan terlalu berharap. kebaikan selalu berbuah baik pula dan juga sebaliknya. Berbuat baiklah kepada siapa saja tanpa rasa pamrih niscaya Tuhan pun akan membalas setiap kebaikan kita kelak lewat orang-orang pilihanya. kita tidak tahu kapan kita membutuhkan pertolongan jadi berikan lah pertolongan, kebaikan selagi kita bisa dan oranglain pun akan melakukan hal yang kita lakukan pada kita. Cerita ini diambil dari cerpen berjudul The Model Millionareyang ditulis oleh Oscar Wilde.
The Model Millionareby Oscar Wilde
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H