Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Si Pemuda Kuburan

24 November 2010   02:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12905599201854968866

[caption id="attachment_76616" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Keanehan dan keganjilan merupakan dua hal yang selalu mendasari pemikiran saya ketika melihat seorang pemuda datang komplek pemakaman setiap bulanya. Bukankah kebanyakan orang datang ketempat seperti itu bila menjelang perayaan-perayaan besar saja? Apa yang ia cari, lakukan dan temui disana adalah sesuatu pertanyaan yang pantas untuk diajukan, bukan? apakah dia melakukan pemujaan di kuburan itu??

entahlah!!

Tepat diujung kampung kami, ditetapkan lah di sana sebagai tempat pemakamam public yang luasnya hanya kira kira sepuluh rante lebih. Lebar dan luas memang, tapi ternyata setiap sudut sudah ada penghuninya karena tempat ini memang sudah berumur makanya penuh benar sampai-sampai ketika ingin menggali makam kadang malah ditemukan tengkorak-tengkorak di dalamnya. Hal ini tentunya diakibatkan oleh tidak adanya tanda yang tertinggal di pemakaman tersebut. Jadinya yah seperti itulah. Mati, dikuburkan dan good bye!!

Kembali ke si pemuda itu, bila saya perhatikan kedatanganya memanglah berjadwal. Kenapa saya utarakan demikian? Hal ini disebabkan oleh kedatanganya yang selalu di awal bulan atau ditanggal muda. Mungkin habis gajian kali yah! Dia adalah seorang karyawan disebuah perusahaan, hal ini saya tegaskan lewat gayanya yang selalu rapi lengkap dengan sepatunya kulit dan tas yang melilit di dada.

Apa yang dilalukan disana bukanlah hal yang aneh setelah saya mencari kebenaranya. Di pemakaman tersebut, ternyata kuburan yang selalu ia kunjungi adalah makam seorang laki-laki yang meninggal dalam usia enam puluh tahunan. Saya tidak tau menahu apakah itu adalah makam sang ayah pemuda itu atau saudara dekatnya.

Satu yang pasti menurut saya adalah rasa hormat dan ingat yang diberikan sang pemuda itu pada laki-laki yang telah meninggal itu sangatlah besar. Hal ini mungkin disebabkan oleh kontribusi yang diberikan si laki-laki yang telah meninggal itu pada si pemuda itu semasa hidupnya, kontribusi yang sangat berharga, sampai-sampai mungkin membawa perubahan yang segar dan signifikan dalam hidup si pemuda itu. Nah mungkin karena itulah si pemuda itu selalu menjadwalkan kehadiranya ke sana, Silaturahmi. Mungkin itulah salah satu bentuk respect dan terima kasih sang pemuda pada laki-laki. Mungkin semasa hidupnya, sang pemuda itu tidak memiliki kesempatan yang cukup jadinya harus seperti ini.

Hal yang menarik yang saya temukan disana adalah kebiasaanya yang selalu merokok bersama. Sang pemuda itu menyalakan rokoknya dan menyalakan sebuah rokok lain dan diletakkan diatas makam tersebut. Pemuda itu menghabiskan waktunya disana selam 20 menit menurut perhitungan saya, mungkin menunggu sampai rokok yang dinyalakan itu habis di isap olehnya dan oleh roh yang mati itu. Tak lupa ia juga membersihkan rumput-rumput kecil disekeliling makam.

Selain berdoa, hal menarik yang lain adalah ditemukanya uang dimakam itu dibungkus dengan plastic dan dikuburkan dalam tanah makam itu. Jumlahnya memang tidak banyak tapi artinya mungkinlah sangat dalam. Apakah ini bentuk terimakasih sang pemuda itu pada makam lelaki itu.

Beruntung benar sang lelaki yang telah meninggal itu memiliki sang pemuda itu bukan, sudah tidak ada didunia ini saja ia selalu diingat dan disayangi apalagi ia masih hidup. Mungkin lebih dari itu akan diberikan oleh sang pemuda. Tapi lagi-lagi semua itu adalah sebab akibat, tak mungkin memdapatkan hal baik tanpa mengorbankan dan memberikan yang baik pula.

Jadi ayolah kita sama-sama kita berbuat baik, sehingga seseorang juga mau mengingat kita setelah kepergian kita!

Salam baik,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun