[caption id="attachment_76616" align="alignleft" width="215" caption="illustrasi aja"][/caption] Keanehan dan keganjilan merupakan dua hal yang selalu mendasari pemikiran saya ketika melihat seorang pemuda datang ke komplek pemakaman setiap bulanya di dekat kampung saya. Bukankah kebanyakan orang datang ketempat seperti itu bila menjelang perayaan-perayaan besar saja? Apa yang ia cari, lakukan dan temui disana adalah sesuatu pertanyaan yang pantas untuk diajukan, bukan?
Sebelum saya melayangkan postingan ini, saya juga sudah pernah memostingkan tulisan yang bertopic sama, baca disini hanya saja belum semua misteri sang pemuda itu terkuak tuntas ditulisan pertama. Adapun misteri yang belum terkuak itu adalah perihal makam lelaki yang sering ia (pemuda) kunjungi? Siapa gerangan lelaki yang ia kunjungi itu setiap bulanya.
Layaknya seorang detektif, sayapun menanyakan beberapa buah pertanyan pada seorang ibu yang ternyata kenal dekat dengan pria tersebut. Saya menemukan ibu itu bertemu dengan pemuda itu dan berbicara sejenak sesaat setelah sang pemuda kembali dari makam itu. Sementara berbicara dengan sang pemuda, saya agak enggan, takut nggak diladenin. Pertanyaan dan pertanyaan pun saya layangkan kepada sang ibu itu dan sekaligus mendapatkan jawaban lengkap dari sang ibu itu tanpa komplain.
Didapatlah sebuah kesimpulan bahwa sang lelaki itu bernama Tonni Agus, ia adalah seorang anak laki-laki perantau yang tinggal disebelah lampung selatan bersama bibinya yang sudah agak tua. dirumahnya ia tinggal berdua dengan sang bibi, karena kebetulan sekali suami dari bibinya sudah meninggal dunia. Nah ternyata makam yang sering Tonni itu kunjungi adalah makam pamanya sendiri, suami dari bibinya. Eeh memang dia tak punya orang tua???
Ternyata si pemuda itu masih memiliki orang tua yang lengkap yang tinggal jauh dari dia, karena alasan sekolahlah makanya ia jauh dari kedua orang tuanya. Nah dimasa sekolah inilah sang pemuda itu banyak sekali mendapatkan bantuan tambahan dari si paman dan bibinya dalam menyelesaikan sekolahnya. Mungkin banyak kontribusi sang pamanlah pada pemuda itu.
Terjawab sudahkan, misterinya. Nah yang menyedikan adalah, masih berdasarkan cerita ibu itu (nara sumber) sang paman meninggal dunia beberapa hari kemudian setelah sang pemuda itu mendapatkan sebuah pekerjaan, pekerjaan hasil dari sekolahnya. Nah tanpa dijelaskanpun kita sudah tentu tahu alasan si pemuda itu datang ke makam itu setiap bulanya, tanggal muda lagi. ternyata begitu!!
Mungkin karena si pemuda tak punya kesempatan yang cukup untuk berbuat kebaikan, membalas kebaikan yang telah pamannya lakukan semasa hidupnya, maka setelah matipun tak menghalanginya untuk berbuat kebaikan dan menunjukkan/membalas hal yang sama pada pamanya yaitu dengan cara mengunjunginya setiap bulanya, dengan cara merokok bersama, dengan cara meninggalkan sedikit uang diatas makam, dengan cara membersihkan makam serta tak lupa mendoakanyanya juga.
Apa yang anda pikirkan dengan pemuda ini lewat perbuatanya? Anda pasti memiliki pemikiran yang sama dengan saya.
Beruntung benar sang lelaki yang telah meninggal itu memiliki sang pemuda itu bukan, sudah tidak ada didunia ini saja ia selalu diingat dan disayangi apalagi ia masih hidup. Mungkin lebih dari itu akan diberikan oleh sang pemuda. Tapi lagi-lagi semua itu adalah sebab akibat, tak mungkin memdapatkan hal baik tanpa mengorbankan dan memberikan yang baik pula.
Jadi ayolah kita sama-sama kita berbuat baik, sehingga seseorang juga mau mengingat kita setelah kepergian kita!
Salam baik,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H