Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meriam Bambu: Selebrasi Natal dan Tahun Baru

18 Desember 2010   07:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292656909587747929

illustrasi saja

Tak terasa sekarang kita sudah melangkah ke pertengahan bulan desember, dan sesat lagi sebagian dari warga kita khususnya yang beragama Kristiani akan merayakan Natal, hari kelahiran Juru Slamat. Selain Natal, bakalan ada selebrasi besar-besaran yang akan dirayakan seluruh umat di dunia, yaitu perayaan Tahun Baru.

Banyak tentunya yang akan dilaksanakan dalam rangka menjelang perayaan besar besaran ini (keduanya). Seumpamanya Natal, banyak orang akan mendekorasi rumah mereka, membeli Pohon Natal dan membuat suasana rumah lebih terang dengan keberadaan lampu kelap kelipnya. Untuk Tahun Baru banyak yang akan membuat rencana untuk pulang kampung, menyiapkan oleh-oleh dan hadiah buat orang yang dicintai.

Satu hal yang menarik yang sering kami lakukan di kampung kami dalam rangka menunggu kedatangan Natal dan Tahun Baru adalah dengan adanya selebrasi Meriam Bambu, Mercun dan Kembang Api. Biasanya seiring bulan desember bergulir, banyak remaja akan pergi ke sungai dan hutan untuk menebang bambu yang berdiameter besar untuk dijadikan meriam, diameternya kira kira dua puluh centimeter lebih dengan ketebalan sekitar dua sampai tiga centimeter. Adapaun panjang dari meriam bambu yang sering diigunakan adalah sekitar dua sampai tiga meter lebih.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu dilakukan pemilihan bambu dengan cermat, semakin kepangkal akan semakin bagus kualitasnya dan nantinya tidak akan pecah. Setelah itu kita harus menembus ruas ruas atau kamar kamar yang ada pada bambu itu sampai kebagian pangkal. Pangkalanya tak perlu di lubangi karena nantinya pangkalnya akan di jadikan sebagai penampungan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Jangan lupa juga membuat lubang persegi sekitar dua centimeter kali dua centimeter pada pangkal bambu atau tepat diatas penampungan bahan bakar sebagai sumbu peledak.

Biasanya butuh waktu satu jam lebih untuk proses pemanasan meriam bambu hingga ia bekerja dengan baik, tapi untuk pemakaina berikutnya tidak dibutuhkan lagi pemanasan. Langsung hidup langsung jadi. Semakin panas bambunya maka akan semakin keras suara yang akan ia timbulkanya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal ada bahan racikan yang perlu digunakan tapi akan sedikit berbahaya. Gunakanlah garam campur karbit dicampur dengan minyak lampu pada penampunganya maka suara yang menggelegar dan memecahkan anak telingapun akan didapatkan sampai-sampai suara yang dihasilakanya sama seperti rudal dan meriam tempur sebenarnya. Tidak dipungkiri juga bahwa banyak orang yang akan memarahi penggunaya bila suaranya sampai seperti ini makanya kami selalu bermain di kejauhan. Racikan yang seperti ini juga berkesempatan untuk membelah meriam menjadi karena panas dan letupan yang sangat keras yang ditimbulkan racikan tadi.

Satu hal yang menari disini adalah kemampuan meriam ini untuk menembakkan kaleng atau apa saja yang diletakkan pada corongnya dengan jarak yang cukup jauh.

Bermain meriam babu ini memang membutuhkan nyali dan keberanian bukan yang jantungan. Selain memproduksi suara yang kuat, api yang mungkin berkobar saat proses pembakaran akan membuat penggunya semakin bertambah hitam dan juga berkesempatan untuk membakar alis di kedua matanya. Hal ini diakibatkan karena api yang terkadang keluar lewat lubang sumbu tanpa apa-apa apalagi saat penggunanya menghembuskan gumpalan asap didalamnya. Akibatnya alis dan rambut bakal terbakar dan hangus.

Diatas semua itu, satu hal yang tak kalah menarik adalah suara yang saling sahut menyahut, balas membalas dari segala penjuru kampung. Semua berlumba ingin memberikan kontribusi lewat suara yang paling besar. Keadaan ini membuat kampung kami bagaikan dikelilingi peperangan yang dasyat, waaww fastastic.

Kegiatan ini biasanya akan berlangsung sampai Tahun Baru saja, seiring Tahun Baru telah datang maka aktifitas ini juga kan berhenti dengan sendirinya tanpa ada komando. Meriam bambu yang telah terpakaipun akan dialih pungsikan menjadi kayu bakar. Dan kami para remaja akan menunggu bulan desember berikutnya untuk membumi hanguskan kampungkami sekali lagi lewat suara meriam kami yang mengelegar,…..buarrr!!

Salam Meriam,

sumber gambar

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun