Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka "OB" di Tempat Mereka Kuliah

14 Oktober 2010   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang menyaluti kedua orang ini dan salah satu dari orang tersebut adalah saya. Kita panggil saja mereka sebagai S dan W. inisial ini diambil dari huruf awal dari nama mereka berdua.

Ada apa gerangan sehingga banyak orang menyaluti kedua orang ini??

Yang membuat merekadibangga-banggakan adalah karena perilaku, tindakan dan status mereka. S dan W adalah dua orang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Lampung. Mereka berdua sama-sama duduk di kelas dan jurusan yang sama dan program yang mereka geluti ditempat mereka kuliah adalah tentang komputer.

Nah, apa bagusnya yang seperti ini, bukanya ini biasa-biasa saja?? benar memang bila anda hanya melihatnya dari sudut itu saja. coba lihat dari sudut yang lain. Selain sebagai mahasiswa kedua orang ini juga dikenal sebagai teman karib yang dekat, hal ini terbukti lewat intensitas mereka yang selalu bersama. Mereka duduk disemester yang sama, jurusan yang sama dan yang satunya lagi adalah bekerja ditempat yang sama dan posisi pekerjaanya pun sama.

Di kampus mereka memegang dua status yang sangat berseberangan. Status pertama adalah sebagai mahasiwa semester awal. Biasanya yang namanya mahasiswa pasti selalu di service oleh pihak kampus. Status mereka yang kedua adalah sebagai OB (Office Boy). Office boy adalah orang yang bertugas sebagai penjaga kebersihan dan menangani masalah pekerjaan rumah tangga dalam sebuah institusi atau perkantoran. Selain itu terkadang mereka juga merangkap sebagai parkir. Berseberangan bukan?

Bayangkan mampukah anda berlaku demikian???

Sepertinya kedua orang ini tak ada rasa mengganjal dihati, tak ada rasa kecil, down terlihat dari tampang mereka akan tanggapan-tanggapan teman-teman kuliah mereka. Bukankah sudah biasa kalau yang namanya mahasiswa atau anak sekolah itu terkenal dengan gengsinya yang gede-gedean? Gengsi terlihat tak mampu, jalan kaki dan masih banyak lagi. Saya bisa mengatakanya karna saya juga termasuk didalamnya. Ego dan malu saya terlihat jelas sewaktu masih mengecap pendidikan, saya tak mau terlihat kere, jelek, dan kuper tapi pada dasarnya semua itu adalah topeng. Saya adalah yang sebaliknya dengan yang saya tunjukkan pada orang lain. Tapi apa yang saya lakukan ternyata tak sama sekali dilakukan oleh kedua orang ini. Sepertinya mereka itu tak peduli dengan pandangan milis orang lain terhadap mereka, tak ada gengsi, rasa malu untuk berbuat yang benar dan mencapai yang benar, tak peduli walaupun mereka diolok-olok oleh temanya sendiri. Mereka serasa tak peduli akan tanggapan orang lain pada mereka, mereka harus tetap focus demi mencapai cita-cita mereka, lulus. Mungkin jiwa semangat berkobarlah yang mereka tanamkan di hati mereka plus prinsip kuat yang beranggapan bahwa semuanya harus dimulai dari bawah, penuh dengan cibiran, tantangan dan halangan tapi satu yang pasti semua itu adalah jembatan yang mengantar mereka tiba di tempat yang baik. Mungkin karena tak ada rasa gengsilah, tak peduli kata oranglah hingga mereka bisa bertahan sampai sekarang both menjadi mahasiwa sekaligus OB.

Setiap hari mereka berangkat ke kampus lebih awal, membersihkan setiap ruangan, menyapu, mengepel dan mempersiapkan air minum. Setelah semuanya beres mereka langsung masuk ke kelas bila memang ada mata kuliah yang harus di hadiri. S dan W memang bekerja secara fleksibel, jika ada mata kuliah maka mereka akan digantikan dengan OB yng lain dan bila jam mereka kosong maka disaat itulah mereka mengganti jam kerjanya. Sekarang ini tingkat kesibukan mereka dikampus masih tergolong kendor karena mereka masih duduk disemester pertama. Professional juga sekan terpancar dari prilaku mereka dengan tak mencampur-adukan status yang satu dengan yang lain. Mereka juga seakan menjaga jarak antara mereka sendiri dengan para dosen dan mentornya. Mungkin mereka takut kalau nantinya banyak mahasiswa yang lain yang beranggapan negative dengan mereka. sementara pergaulan dengan para mahasiswa lain tetap terjaga disela-sela kepadatan tugas mereka.

Tinggi sekali ya motivasi belajar dan bekerja kedua orang ini. Saya juga mendapatkan bocoran bahwa gaji bulanan yang mereka terima itulah dijadikan sebagai biaya kuliah mereka….wah salut..sangat jarang menemukan orang-orang seperti ini bukan, biasanya hanya di tetekin oleh orang tua. semangat terus S dan W…terima kasih juga atas inspirasinya. Semoga pengalaman mereka berdua ini membawakan kita sesuatu yang mungkin berbuah baik pada diri kita masing-masing. Amin!!!

Salam Belajar dan Bekerja,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun