Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Humor

“memuaskan”

4 Februari 2011   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Beberapa hari yang lalu diadakan sebuah rapat internal di lingkungan kami bekerja. Hal ini perlu dilakukan sebagai tindakan Cross-check atas apa yang telah dilalui dan didapatkan sesuai dengan yang refleksi ditahun kemarin. Tak ada yang menarik dalam rapat ini selain jatah makan siangnya yang agak menggiurkan apalagi gratis, menyenangkan tentunya bila terus menerus seperti ini.

Satu topik yang menjadi pokok pembicaraan kami adalah mengenai “kepuasan pelanggan”. Kebetulan sekali kami bergerak dalam bidang jasa.

“Bila seseorang puas, maka saya yakin orang tersebut (pelanggan) akan setia pada pemuasnya. Makanya kita disini harus berusaha semaksimal mungkin untuk memuaskan setiap kebutuhan pelanggan kita, kita harus siap dan mampu menjawab semua kebutuhan mereka” begitulah kira-kira inti dari sambutan dari sang boss pada kami.

Sejak awal ketika sang pembicara mengatakan “memuaskan palanggan”, saya pribadi sudah memindahkan settingan pikiran saya kesettingan yang tidak benar. Dalam hati saya tertawa karena kata “memuaskan itu”. Anehnya apa yang saya rasakan tentunya bukan sesuatu yang aneh setelah saya menukan teman yang sama pikiranya dengan saya. Ternyata semua yang berkumpul diruangan rapat itu juga memikirkan apa yang saya pikirkan, wanita dan pria, single atau sudah menikah. Hal ini dibuktikan dengan tawaan keras yang serentak dikeluarkan dari masing-masing mulut tanpa ada koordinasi sama sekali, langsung saja “ha..ha..ha..ha..ha..ha”. mengerti dengan apa yang telah terjadi sang boss malah bertanya balik “kira-kira kata apa yang paling cocok untuk mengganti kata “memuaskan” yah?”. lumayanlah ternyata bukan Cuma saya saja yang punya pikiran sekotor itu.

Kalau dibandingkan dari segi jender, maka pada umummnya yang banyak melakukan aksi sweeping dalam pikiran adalah kaum adam sementara kaum hawa cenderung untuk tidak, pasif (mungkin mereka pura-pura tak memikirkanya padahal mereka sedang memikirkanya, umumnya mereka tertutup). Sementara kaum pria lebih senang yang blak-blakan, apa adanya dan tak merasa perlu untuk ditutup tutupi atau malu. Hal ini dibuktikan dengan memberikan koment tambahan yang malah lebih “hot” dari kata yang dibahas, tertawa, tersenyum dan sebagainya.

Banyak kata-kata simple yang mengundang berselancarnyaalam pikiran kira kearah yang negative (pemikiran saya saja). contohnya saja ketika mendengar kata Gede, Kocok, Lebat, Lubang, Telor,, Masukkan, Muncrat dan lain sebagainya maka secara otomatis alam pikiran kita akan mengarah kesuatu hal yang sifatnya sebenarnya tak memiliki korelasi dengan benda, bahasan dan konteks yang sedang dibicarakan. Sama seperti yang kami alami dalam rapat tersebut, mendengar kata ‘memuaskan” maka pikiran kami langsung mengarah pada sesuatu yang tak ada hubunganya dengan apa yang sedang dibicarakan. Istilahnya tujuan dari pembicaraan kami adalah ke timur tapi kami malah mengarahkanya ke barat, yah jauhlah bedanya.

Aneh memang tapi itulah kenyataanya, saya tidak tahu apakah hanya saya dan teman-teman saya tadi yang merasakanya atau kita bersama juga, entahlah!!

Apa yang membuat kita seperti itu??

Apakah ini diakibatkan oleh potensi yang dimiliki oleh kata tersebut, dalam hal ini ia memiliki makna ganda (ambigu) sehingga bisa saja dimasuk-masukkan ke makna yang satu dan makna yang lain??

Atau karena pikiran kitakah itu yang mungkin bisa dibilang bagus???

Atau kita menderita yang yang disebut dengan……untungnya saya juga tidak tahu menahu apa namanya yang seperti ini.

Mari kita cari tahu jawabanya bersama-sama.

Salam puas,

Meong: King of the East

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun