[caption id="attachment_76212" align="alignleft" width="226" caption="illustrasi google.com"][/caption]
Mengintimidasi, mencemooh atau memberikan hal-hal yang berbau negative bukanlah tujuan atau maksud dari tulisan ini, ini hanyalah sekedar mediator untuk berbagi antar penulis dan anda yang sedang membacanya. Benar atau setujukah anda bila saya menuliskan bahwa dengan jilbab atau kerudung itu dapat membuat orang (pemakainya) lebih bijak dalam bertindak dibandingkan dengan yang tidak? Beragam jawaban tentunya akan dilayangkan masing-masing personalnya tergantung dari sudut mana ia memandangnya, begitu pulalah dengan saya.
Jilbab atau kerudung adalah suatu bentuk identitas yang dipertunjukkan oleh pemakainya pada orang yang melihatnya dan juga Tuhannya. Sedangkan bijak adalah sebuah bentuk perbuatan yang berdasarkan norma-norma yang berlaku dan perbuatan itu juga sama sekali tak merugikan.
Saya bukanlah pengamat agama atau orang yang memegang keyakinan ini, tapi walaupun seperti itu adanya saya merasa bahwa judul yang saya haturkan diatas tadi adalah benar adanya.
Ada beberapa alasan yang mendasari pemikiran diatasterutama pengalaman saya.
Dulu saya punya seorang wanita yang kebetulan satu kelas dengan saya, sebut saja namanya B. tipe orangnya adalah tipe nyelekit. Berbicara semaunya saja dan tak pernah melihat sisi benar atau tidaknya pembicaraanya, sopan atau tidak, Yang penting dia puas. Sebagai teman kamipun dapat menerima hal-hal seperti ini.
Tapi apa yang saya lihat dan rasakan ketika dia sudah berubah adalah suatu mujijat menurut saya. Entah kenapa dia langsung merubah penampilanya dari yang tak berjilbab menjadi seorang manusia yang berjilbab. Awalnya saya ragu dengan keberadaanya, hanyalah main-main firasatku (buang celah saja) tapi ternyata saya salah. Dia benar-benar jauh berbeda, sebelumnya ia sangat senang mengucapkan kata-kata kotor tapi ini lain. Satu yang menjadi pertimbangan ketidakpercayaanku padanya adalah sifatnya yang sudah tak mau lagi asal tuduh dan bicara. Pernah sekali ia kehilangan sebuah hape di dalam ruangan dan ternyata ditemukanlah siapa dalang yang mengklepto kan hapenya. Apa yang terjadi ?? dia malah ngak mau menuduh bahwa orang itu telah mengambil hapenya padahal dilihat dari bagian dalamnya dan isinya itu benar-benar punya dia tapi karena cashingnya di modif sedikit lantas ia diam saja dan tak mau betindak gegabah.
“Nggak enak nuduh orang lain sembarangan tanpa bukti, bisa-bisa jadi masalah lho” katanya menasehati.
Awalnya saya dongkol dengan sifatnya yang agak cemen dan tak berani lagi. Saya seakan tak mengenali dia lagi tapi setelah itu saya sadar, ternyata saya dan teman saya salah benar ditambah lagi bahwa hape yang kami kira dicolong oleh teman kami bukanlah hape si B yang sebenarnya.Saya jadi malu telah memaksakan kehendak saya padanya dan untung saja saat itu dia tak senyelekit dulu. Bisa brabe semuanya. Saya jadi beranggapan bahwa dia semakin bijak dan baik saja, kebijakan yang dipertontonkan oleh teman saja mungkin adalah sebagai upah atas perubahan yang telah ia lakukan terhadap diri dan Tuhanya.
persepsi dan pandangan orang lain terhadap wanita yang berjilbab akan lebih positif juga dari pada yang tidak, apalagi di mata saya sebagai mata keranjang. Ada rasa hormat yang tidak dibuat-buat bila bertemu dengan wanita yang seperti ini. Geriyla alam pikiran yang terkadang kotorpun akan sedikit terkurangi bila berhadapan dengan jenis yang seperti ini. Disamping itu, perkataan wanita berkerudung juga jauh lebih dipertimbangkan dan diperhitungkan apalagi ditambah dengan tutur kata yang lembut.
Adakah kebenaran atas apa yang saya tuliskan di judul dan di tulisan ini?
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H