[caption id="attachment_150534" align="alignleft" width="300" caption="illustarsi google.com"][/caption] Musim hujan tidak hanya membawa berkah bagi para petani setelah sekian lama dilanda kemarau panjang tapi juga membawa kejutan-kejutan yang tak terduga.
Seperti biasa, saya menaiki bis langganan saya sesaat setelah mengakhiri jam kerja saya untuk tiba di kontrakan saya. Hujan yang lumayan deras membuat saya harus berdiri diaisle bis. Hal ini dikarenakan atas bis tersebut mengalami kebocoran sehingga membasahi jok bis.
Tak jauh dari saya naik, seorang pria paruh baya memberikan sinyal dari kejauhan, sinyal lambaian tanganagar bis itu berhenti dan menaikkan dia. Ternyata sinyal itu dilihat oleh sang kernet dan menyuruh sang supir untuk berhenti. Melihat bis berhenti, sang pria tadi berlari dari kencang menuju bis berhenti. Hujan yang lumayan deras memaksanya berlari. Permukaan tanah sudah tak terlihat lagi karena sudah ditutupi air hujan.
Kira-kira 3 meter dari bis berhenti sang pria paruh baya itupun melompatkan kakinya demi menghindari genangan air. Uhhhhhhh apa boleh buat, lompatan pria itu berahir/mendarat di selokan air yang sudah meluap hingga setinggi dadanya. Ia masuk selokan bagaikan masuk dalam kolam renang.
Reaksi saya?
Saya dan penumpang yang lain hanya bisa tertawa melihat aksi si pria itu. Sang kernet juga berusaha menolongnya tapi si pria itu dengan gampangnya naik dari selokan yang penuh air dan menghilang dari pandanganku. Mungkin (bukan mungkin lagi tapi pastinya) ia merasa malu, oleh karena itu ia tak jadi untuk menaiki bis itu.
Aksi pria itu telah membuat kami tertawa, tak hanya itu, ia juga mengajari kita untuk lebih berhati-hati.
Salam sayang,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H