[caption id="attachment_105598" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi. google.com"][/caption] Mamak, mana dek!
Mamak mengajar sekolah minggu bang!
O ya sudah!
Begitulah percakapan saya dengan adik saya kemarin ditelepon. Yah ibu saya adalah seorang guru sekolah minggu didaerahku. Awalnya ia ditunjuk sebagai guru pengganti saja, karena saat itu tepatnya setahun yang lalu salah seorang guru sekolah minggu meminta untuk pensiun jadi ada kekosongan guru dalam komite sekolah minggu.
Saya pernah menanyakan kenapa ibu saya kenapa ia mau jadi guru sekolah minggu dan apa motivasinya. Ia hanya menjawab nggak apapalah. Memang mamak bisa mengajar?, baca aja susah! kata saya. Belajar didalamlah. Katanya nyengir.
Setahu saya menjadi guru itu, bukan hanya guru sekolah minggu itu susah sekali. Hal ini dikarenakan karna setiap guru itu harus mampu memahami setiap muridnya. contohnya bagaimana kalau ada anak yang menangis, ada yang tak paham, ada yang nakal atau sebagainya. Tentunya harus gurunya yang turun tangan. Belum lagi bahwa guru sekolah minggu itu harus selalu tampak ceria dan lemah lembut kalau tidak maka anak-anakpun malah akan takut padanya, malas dan malah tidak datang lagi.
Sekolah minggu itu lain dengan sekolah secara formal yang hanya berisi 10-25 orang. Dalam sekolah minggu bisa saja mencapai 50-80 anak dari berbagai kelas dan usia. Biasanya setiap minggu, anak-anak sekolah minggu itu akan ditangani sekitar 3-5 guru sekolah minggu.
Menurut saya, dari sekian banyak jenis guru, guru sekolah minggu adalah satu satunya guru yang tak digaji. Yang ada hanya bonus akhir tahun yang diberikan komite gereja yang jumlahnya sekitar puluhan ribu rupiah. Memang menjadi guru sekolah minggu itu bukanlah sebuah paksaan. Bila memang merasa terpanggil tak ada batu sandungan yang akan dihadapi. Mungkin inilah yang menjadi alasan para guru-guru sekolah minggu itu, tak diberikan sepeserpun tak apa, walau begitu mereka tetap iklas menjalankan tanggung jawabnya, mendidik anak-anak bangsa agar menjadi manusia yang berguna kelak bagi keluarga dan juga bangsa.
Itulah kelebihan para guru-guru,tanpa tanda jasa. selamat hari pendidikan.
Salam sayang,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H