[caption id="attachment_77670" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption] seperti biasa, mengintimidasi, mencemooh atau memberikan hal-hal yang berbau negative bukanlah tujuan atau maksud dari tulisan ini, ini hanyalah sekedar mediator/bahan discussi untuk berbagi antara penulis dan anda yang sedang membacanya atas penomena yang seing berkembang disekeliling kita. didunia ini kita memang sudah diciptakan bepasang-pasangan, hal ini tentunya dibuktikan dengan hadirnya dua gender yang saling berlawanan dan berlainan pria dan wanita (terlepas dari pembagian-pembagian yang lain). tapi walaupun begitu, keduanya mengalami proses simbiosisme mutualisme (saling menguntungkan) dan homo homini sosius (yang satau membutuhkan yang lain). keduanya saling tarik menarik dan saling membutuhkan satu dengan yang lain, yang pria membutuhkan seorang wanita sebagai teman hidupnya dan yang wanita juga membutuhkan si pria untuk berbagi (kawin/menikah). bila kita berbicara mengenai menikah atau kawin, maka tentunya, setiap orang punya patokan khusus diumur berapa ia akan melepaskan masa kesendirianya, masa lajangnya. nah disinilah salah satu kecenderungan yang sering saya hadapi dan temukan, tapi bukan berarti itu fakta, bukan! karena pada dasarnya itu hanyalah pengamatan semata saja, tidak ilmiah, mungkin saja kebetulan saja. nah karena inilah saya bermaksud melayangkan tulisan ini sekedar ingin berbagi dan sharing untuk anda semua. bagaimana pendapat anda tentang ini, benarkah atau tidak kah. banyak ditemukan bahwa seorang wanita single (belum menikah) akan susah sekali menemukan pasangan hidupnya bila ia sudah memasuki umur kepala tiga atau lebih (berdasarkan kasus dilapangan saja). sementara bila kita bendingkan dengan pria yan memiliki umur yang sama (angka kepala tiga juga), maka kesusahan yang wanita dapatkan tidak lah sesusah si pria tadi. sepertinya sang pria biasa saja dan tak kwatir sama sekali. sementara wanita layaknya kebakaran jenggot. kenapa? adakah deskriminasi disini? berangkat dari sinilah makanya saya menuliskan judul diatas,mungkin karena takut umur bakalan jadi masalah kelak maka banyak wanita yang siap kawin diusia muda, dua puluhan bahkan dibawahnya(kasarnya takut nggak kebagian). mungkin sebenarnya bukan itulah (masalah umur) yang menjadi alasan mereka menikah muda, tapi ada yang lain. telepas dari itu semua ada sedikit kecenderungan untuk menikah muda bagi para wanita. mungkin mereka berpikir bahwa mereka akan sulit di tembak oleh pria bila mereka sudah berumur. satu alasan lagi adalah bahwa dengan berumur benyak maka itu memungkikan sang cewek/wanita untuk tak bisa memilih sesuai hatinya tapi justru sebaliknya hanya menerima saja, menunggu di tembak saja. kesimpulanya, takut karena bakalan tak ada yang mau meminang bila saudah berumur banyak dan tak bisa memilih lelaki idaman maka kebanyakan mereka (wanita) menikah muda. atau karena memang sudah menjadi sebuah kebiasaan dan budaya untuk menikah muda, lebih cepat nikahnya dibandingkan pria. sekali lagi belaum ada kebenaran disini, hanya pengamatan dan persepsi penulis/saya semata. benarkah, begaimana menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H