Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Solidaritas dari Kernet!

29 September 2010   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_241859" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Salah satu akibat munculnya solidaritas adalah akibat adanya rasa senasib dan sependeritaan. Nyaman tentunya apabila setiap manusia mengalami dan merasakan yang seperti ini apalagi dalam solidaritas yang positif.

Beberapa hari yang lalu saya memukan hal yan mungkin bukan baru lagi tapi bisa dikatakan sebagai sesuatu hal yang patut ditiru. Ada seorang kernet bus yang ditugaskan supirnya untuk membeli spare part mobil mereka yang kebetulan rusak dipinggir jalan. mobil kernet itu adalah mobil bermerek pelangi jurusan Aceh Surabaya. Nah si kernet tadi harus bergerak kea rah kota setempat untuk mendapatkan pesananya.

Tak berapa lama kemudian si kernetpun menyetop mobil kami. Dia pun naik dan dia tetap berdiri di gang bi situ. Padahal banyak sekali bangku yang kosong. Tak berselang lama dari itu, maka datanglah kernet bis kami menekati kernet pelangi tadi. Ternyata terjadilah percakapan singkt antara mereka berdua. Merasa senasib si kernet kamipun malah balik menolong kernet tadi, ia memberi informasi dimana si kernet tadi bisa mendapatkan spare part yang ia butuhkan. Diujung percakapanya si kernet pelangi tadi menyodorkan uang lima ribuan kepada kernet bus kami tapi sepertinya kernet kami menolaknya padahal bila dihitung-hitung penumpang lagi dalam keadaan kosong.

Nah saya terus terang salut dengan rasa sependeritaan mereka ini. Mereka saling tolong- menolong dan bahu-membahu lewat apa yang mereka bisa berikan, contohnya tadi info tempat pembelian spare part. Biasanya orang akan cenderung tak mau tau manakala seseorang dalam keadaan down atau ada masalah. Tapi semuanya tak terlihat disini. Dalam hati saya berpikir, mereka lebih jauh berperikemanusian dan menghargai satu dengan yang lainya dari pada orang-orang yang katanya lulusan sekolah tinggi inilah,itulah tapi sikapnya tak merefleksikan pendidikanya. Tidak sedikit juga orang yang menjauh ketika hendak dimintai pertolongan. Yang lebih parahnya orang cenderung untuk senag melihat orang lain kesusahan malah ada yang memanfaatkan situasi itu untuk meraut keuntungan pribadi. Curi kesempatan dalam kesempitan, istilahnya. Tapi toh itu tak terlihat dalam scene ini. Nah apa yang membuat para kernet itu seperti itu?. Yah betul. Solidaritas, rasa senasib,sependeritaan. Makanya tidak dipungkiri para kernet dari berbagai belahan dunia akan sangat mudah untuk bergaul dengan kernet yang lain.

Mudah mudahan saja, kita juga bisa seperti mereka juga, so terciptalah rasa nyaman dan kebersamaan.

Kernet kita: (Tok….tok…..) santai saja pir…orang kita juga..

Kernet pelangi: ok…..trussssss,,,,makasi bro..! (mengangkat tangan)

Kernet k: yooooouuupp…..trusss (sambil melambaikan tangan)

Salam Solidaritas,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun