Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Langka tapi Eceran Menjamur

9 Juni 2011   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_112934" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption] Beberapa minggu terakhir ini sepertinya pasokan BBM terutama bensin dan solar didaerah Lampung, utama Lampung Tengah mengalami kelangkaan. Kosongnya BBM ini berdampak pada penutupan SPBU untuk sementara sampai pasokan BBM aktif kembali. Untuk memberitahukan keadaan ini bagi para calon pembeli, SPBU telah memasang plang di pintu masuk pengisian bahan bakar tersebut yang berbunyi “Maaf, Bensin/Solar Habis”. Sementara bagi pertamax tak ada permasalahan sama sekali, namun pertamax hanya digunakan oleh segelintir orang dengan alasanharga yang tak bersahabat.

Banyak spekulasi yang beredar di kalangan warga bahwa langkanya BBM kali ini diakibatkan oleh Pasokan dari induk yang telah di jatah, tidak bisa melebihi Kwuota yang telah ditetapkan. Pasokan dibatasi tetapi jumlah pengguna BBM semakin banyak saja. Bagaimana tidak, berapa ratus mobil dan motor setiap harinya berangkat dari dealer untuk memenuhi permintaan konsumenya. Beberapa juga berasalan bahwa terjadi keterlabatan pengiriman pasokan minyak karena kemacetan.

Apapun alasan, tetap saja membuat saya bingung, bagaimana tidak bingung disaat BBM tak tersedia di SPBU sebagai tempat official untuk mendapatkan BBM diwaktu yang bersamaan juga pedagang eceran mengambil alih SPBU. Yah apalagi kalo bukan menjual BBM. Katanya BBM kosong tapi kenapa banyak yang mengecer di sana sini? apakah Pertamina sebagai ladang minyak telah mengecer kepada pedagang eceran? Terus darimana mereka mendapatkanya?

Penimbunan BBM yang dilakukan oleh sebagian pihak disebut sebut sebagai alasanya. Penasaran saya pun akhirnya terbayar juga tentang bagaimana cara pedagan eceran itu mendapatkan bensin dan solar.

Lazimnya, Ini hanya bisa dilakukan oleh mereka mereka yang punya kenderaan pribadi. Biasanya mereka akan berkeliling kesetiap SPBU yang masih memiliki jatah BBM. Disinilah mereka mendapatkan minyaknya. Mereka datang sebagai pembeli dan meminta petugas untuk mengisi Full tank. Setelah sampai di irumah, bahan bakar yang full ditangki akan disedot menggunakan pipa atau selang dengan sedikit sedotan dari mulut. Selesai, mereka kembali mencari bahan bakar sampai pasokan mereka penuh dan seterusnya dan seterusnya. Kenapa mereka tak memakai jerigen saja? Ada peraturan disebagian SPBU bahwa membeli dengan jerigen akan tidak dilayani. Terus kapan mereka beraksi? Tentu saja saat SPBU sudah memasang plang “Maaf, Bensin/Solar Habis”. Bahan bakar yang telah mereka dapatkan akan mereka kemas dalam bentuk jerigen kecil sesuai dengan takaran mereka sendiri, benar atau tidak hanya mereka yang tahu.

[caption id="attachment_112935" align="alignright" width="300" caption="illustrasi 2 google.com"][/caption]

Keuntungan dengan berjualan eceran di saat BBM minyak langka sangatlah menggiurkan. Bayangkan saja, bahan bakar di dibeli dari SPBU dengan harga yang normal dan akan di obral dengan kenaikan 50% atau lebih dari harga normalnya untuk tiap liternya. Siapa yang tak tergiur dengan seperti ini. Bagi mereka pemilik kenderaan tak punya piihan sama sekali, mau tak mau mereka harus membeli walau dengan harga yang cukup tinggi. kata mereka “ mahal juga tidak mengapa, yang penting ada”.

Yah semoga saja pemerintah melihat permasahan ini dengan jeli dan sesegera mungkin membawa solusi sehingga extrapayment untuk mendapatkan BBM pun tak terjadi lagi dikalangan kita masyarakat pengguna BBM.

Salam sayang,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun