Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangku Kosong Picu Pertikaian, Waspada!

31 Agustus 2010   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_243733" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi google.com"][/caption]

Mana mungkin kale??

Dua tahun yang lalu aku dan ibuku sepakat untuk mudik, pulang kampung untuk bertemu dengan sanak keluarga di kampung halaman. Nah untuk tiba di tempat tujuan kami pun membutuhkan yang namanya transportasi kebetulan perjalanan ke kampung butuh berhari-hari. Transportasi darat adalah pilihan kami maklum dompet kami hanya dompet kelas kakap. Tepatnya kami memilih bus. ALS.

Kami memang tidak memesan tiket waktu itu karena rumah kami berada di area jalan lintas jadi keluar rumah tinggal setop saja mobil yang mau dipilih plus beli tiket di pool pasti ongkosnya akan dinaikin dua kali lipat sementara stop dijalan agak lebih murah tapi ada sedikit konsekuensinya.Tak lama setelah itu kami pun menemukan sebuah bus pilihan kami tapi ada masalah yang harus kami hadapi terlebih dahulu, yaitu bangku penumpang tidak ada yang kosong. Pernyataan kernet membuat kami sedikit lega, katanya sebentar lagi ada penumpang yang hendak turun jadi anda hanya butuh kesabaran beberapa jam saja katanya. kami pun setuju dan supirpun tancap gas.

Kira-kira setengah jam dari tempat kami, naiklah dua orang penumpang lagi yang saya dengar-dengar memiliki tujuan yang sama dengan kami. Mereka pun duduk dibangku tempel yang disediakan di aisle (gang) bus oleh si kernet. Dua jam setelah itu, seperti pernyataan kernet tadi, ada satu orang penumpang yang turun. Ibu saya pun berinisiatip mengambil alih bangku sementara saya tetap dibangku tempel. Tebak apa yang terjadi! Penumpang yang naik setelah kami juga ikut menyerobot bangku kosong tadi. Awalnya tidak ada yang mau mengalah akhirnya terjadilah PDB I (perang dalam bus 1) antara dua orang ibu-ibu yang sama garang,jutek dan rewelnya. Kebetulan bahasa yang mereka gunakan pun adalah bahasa batak (bahasa batak itu identik dengan pitchnya yang keras, seperti layaknya teriakan) wah makin seru saja hingga semua penumpang yang berjumlah lebih dari empat puluhan orang melihat aksi keduanya sementara bus berjalan terus dalam kecepatan tinggi. Tak ada yang mau mengalah. Keduanya saling mempertahankan. Saya dan anak ibu tadi yang kebetulan sebaya dengan saya juga hanya bisa diam. Maklumlah urusan cewek biarlah hanya mereka yang tahu semantara kami hanya diam saja.

A: au do ison..misir hamu! Na takkangan!( saya yang disini,,,,sana pergi kamu, ngotot benar)

B: diam ho!..dang iattusi ho..on bangku ku! (diam kamu.nggak ngerti ya! Ini bangku saya!)

Setelah melalui mediasi yang singkat didapat kesimpulan bahwa kernetlah yang telah mempermainkam kami. Kernet juga berjanji hal yang sama pada ibu itu dan anaknya sama seperti janji kernet itu pada kami. Yah alasanya pasti untuk dapat uang lebih, bisa ditebak! Merasa dikelabui, ibu saya dan ibu yang tadi malah berbalik menjadi satu tim dan menyerang kernet. Mereka memanggil kernet dan meminta pertanggung jawabanya of course dengan nada yang membentak-bentak pula. “dasar kamu ini anak…….mengerjai orang tua…bla…bla”. Mungkin kernet itu berpikir bahwa tidak ada kompalin dari penumpang, yang penting sampai tujuan. Tapi ternyata ia salah karena kedua wanita tadi adalah “macan”. Mereka menuntut agar disediakan bangku satu lagi untuk menutupi kekesalan mereka. Takut dengan ancaman penumpang si kernetpun akhirnya memberikan jatah kursi yang seharusnya diduduki supir dua pada ibu tadi sementara ibu saya tetap pad posisi bangku kosong pertama. Saya dan anak ibu tadipun terpaksa tetap dibangku kosong hingga sore harinya.

Tak disangka tak di duga setelah sampai di rumah makan perhentian bus, ibu saya dan ibu tadi jadi bermaaf-maafan atas kehilapan yang telah mereka perbuat. Sudah bukan rahasia lagi bahwa penumpang dalam bus akan menjadi sebuah keluarga baru selama dalam perjalanan terutama perjalanaan yang memakan waktu lebih dari dua hari.

Bagitu besar bukan peranya bangku kosong ini, hingga bisa membuat percekcokan. Itu baru bangku ALS bagaimana kalau bangku Presiden? Wah tentunya lebih gawat.

Semoga saja kita semua terhindar dari hal-hal semacam ini ketika kita hendak menjalankan mudik kita bersama keluarga..amin.

Kernet: mana buk!!! Medan!!

ayo buk ada bangku kosong!!! Patas AC ini buk!

Salam mudik,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun