[caption id="attachment_237349" align="alignleft" width="300" caption="ini gambar bisnya"][/caption]
Terima kasih untuk setiap ibu didunia ini.
Ibu adalah seorang sosok wanita yang mampu melakukan apasaja untuk untuk kelangsungan keluarga, suami dan anak-anaknya bahkan ia rela menukarkan nyawanya untuk itu semua.Tanpa ibu, kita semua tidak akan mengenal yang namanya dunia ini karena ibulah yang menjaga dan merawat kita selama sembilan bulan dalam rahimnya. Hingga setelah itupun ia tetap melakukan yang sama hingga kita bisa berdiri sendiri bahkan hingga seumur hidupnya.
Ada apa sebenarnya hingga aku membuat satu paragraph tentang kisah seorang ibu sebagai intro tulisan ini?
Jadi begini. Kemarin tepat hari sabtu sore, disaat saya hendak ingin pulang kerumah setelah menghabiskan beberapa jam dikantor. Saya pun menstop bus langganan saya. Namanya si Putri. Nah tak lama setelah bus berjalan tiba-tiba bus kami distop sekumpulan orang. Ternyata bus orang-orang tadi rusak, jadi kernet dan supirpun bus itu bermaksud mengoper mereka kedalam bus kami. Tak lama setelah itu naik sekitar sepuluhan orang. Hal ini membuat keadaan dalam mobil semakin sesak. Apalagi bus kami ini hanya pakai AC alami. Bersamaan dengan puluhan penumpang tadi, naik seorang ibu yang mengendong seorang anak perempuanya dan diapun duduk tepat disamping saya. Kebetulan masih ada jatah sisa tempat duduk disamping saya.
Setelah bus berjalan setengah jam. Si anak ibu tadi pun membuat ulah. Ia menagis sekeras-kerasnya hingga aku yang nyenyak tidur pulas dan yang lainya jadi melek lagi. Kalau saya perhatikan anak itu kepanasan. Jadinya ia cengeng. Merasa akan menggangu yang lain bila dibiarkan terus, sang ibu pun berinisiatif mencari solusi mendiamkan anaknya lewat gaya suara binatang yang khas dan mimic wajah yang menggelitik.
Pertama ibu menggunakan gaya kucing “meong…meong…meong….ngaoooruuurr…ngauooor…”Si anak pun diam sejenak…setelah ibu berhenti acting, anaknya menagis lagi kemudian si ibu ganti gaya menjadi gaya ayam “ kurkukuakk…..kurkukuak…..kurkukuak….kutekok..kutekok..”Ganti gaya lagi menjadi gaya anjing “ gung…guuung..gung….iii..iiii” sambil mencium perut anaknya. Sianak itupun merasa geli dan ia pun tertawa. Setelah itu ibu itu beralih menjadi penyanyi sambil mengayun-ayunkan anaknya keatas dan kebawah “ning…nang…..nang.ning……nang..nong…..ciluk bah….. ciluk bah….”sambil tetap mencium perut anaknya. Akhinya anakpun berubah menjadi ceria lagi dan melupakan tangisanya. Begitulah acting ibu itu terus-menerus hingga saya turun sementara mereka tetap didalam bus sampai tujuan mereka.
Dari situ saya belajar ternyata alangkah susahnya menjadi seorang ibu. Kalau seumpama saya dihadapkan seperti itu mungkin saya akan gugup dan makin tambah emosi bahkan saya akan balik mencubit dan memarahi anak-anak itu. Tapi ibu memang lain. Mereka memang diciptakan berbeda bersamaan dengan kelebihan dan kelemahanya. Oh ibu…
So, terimakasih ibu telah merawatku…..
salam,
Pict Google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H