Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rivalitas Suami dan Istri

24 September 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rivalitas dapat diartikan sebagai sebuah ungkapan yang menjelaskan perbedaan kepentingan, pendapat, visi dan misi. Sementara suami dan istri adalah sebutan untuk dua orang insan yang telah menjalani kehidupan mereka bersama sama dalam satu ikatan,pernikahan.

Pernahkah anda menonton film Mr and Mrs Smith?

Bagi yang pernah menontonya maka saya kira refleksi rivalitas antara tuan dan nyonya Smith tergambar disini. Sedikit gambaran saja, Tuan Smith yang diperankan oleh Brad Pitt mengemban sebuah tugas berat, bisa dikatakan bahwa ia adalah seorang excutor. Dilain pihak nyonya Smith diperankan oleh Angelina Jolie juga adalah seorang excutor yang berada dilain pihak dengan Tuan Smith. Mereka adalah dua orang jagoan dari kubu yang berbeda, kubu yang saling berseberangan. Hanya saja mereka bersikap profesional dimana saat mereka dirumah mereka bertindak sebagai seorang suami dan istri yang baik tapi diluar mereka punya goal masing-masing yang saling bertentangan bahkan saling ingin menghabisi hingga suatu ketika mereka tahu bahwa mereka adalah umpan yang sebenarnya.

Sepasang suami istri yang dekat dengan saya dalam kurun waktu beberapa tahun ini selalu saja berdebat terlebih dahulu sebelum memberikan kesimpulan akhir. baik cara mendidik anak anaknya, penyampaianya dan lain sebagainya. intinya kadang meraka memiliki cara yang berbeda  beda.

Contohnya saja saat si anak sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Sang ibu dengan baik hati mau mengajari dan membimbing sang anak diatas meja belajarnya. Tapi sang suami malah memberi direksi agar sang istri meninggalkan si anak sendirian dalam artian membiarkan si anak mengerjakan PRnya sendiri. Satu sisi niat sang istri tentunya baik, sang istri ingin membantu sang anak. Di sisi lain, sang suamipun tentunya sayang pada anaknya. Sang suami ingin supaya anaknya mandiri, menyelesaikan pekerjaanya tanpa bantuan orang lain. Itu hanyalah satu dari beberapa kejadian yang sering saya dapatkan dari mereka.

Suatu hari anak mereka yang baru saja bekerja menelpon sang ibu. Sang anak ingin menggunakan gaji pertamanya untuk memberi hadiah pada ibunya.Berhubung karena sang suami juga mendengar pembicaraan ini di telepon lantas sang suami memberi masukan pada anaknya agar sang anak juga melakukan hal yang sama pada ayahnya juga. Perdebatanpun terjadi diantara suami istri itu. Intinya saya menangkap dua hal dari perdebatan mereka ini, yang pertama adalah agar diberlakukanya sistem keseimbangan oleh anak, jangan hanya si istri yang dapat tapi juga suami. Hal lain yang saya temukan adalah adanya kecemburuan dibalik permintaan untuk berbuat seimbang itu. Seharusnya apa yang diberikan untuk istri adalah diperuntukan untuk suami juga, bukankah begitu seharusnya.

Perbedaan yang dipertunjukkan suami dan istri itu berujung pada kesimpulan yang aneh pula yang saya dapatkan. Pada dasarnya mereka berbeda, berbeda cara pikir dan sudut pandang. tapi perbedaan diantara mereka berdua menghasilkan sebuah keputusan hasil yang baik. Yang mereka butuhkan mungkin hanyalah begaimana mensinkronkan pendapat dan gagasan mereka berdua. Setidaknya itu adalah pandangan saya seorang.

Diatas itu saya tetap bangga mengenal mereka bukan hanya karena mereka adalah orang terdekat saya tapi karena perbedaan pendapat mereka bukanlah sebuah hal yang pantas untuk dijadikan sebuah alasan untuk berpisah. Malah perbedaan itu memberi mereka ruang untuk lebih mengenal satu dan yang lain. Sama saja dengan film diatas ada pihak ketiga yang mempermainkan mereka untuk saling melukai tapi seiring berjalannya waktu pihak ketiga dan kedoknya terbongkar juga. Begitupulah dengan suami istri itu, perbedaan gagasan dan sudut pandanglah yang seakan menjatuhkan/mejauhkan mereka. Tapi pada kenyataanya perbedaan dalam bentuk rivalitas dan kecemburuan akhirnya mereka bisa taklukkan terbukti dari kebersamaan dan keberhasilan mereka sampai saat ini. Mungkin itulah bumbu dan gaya hidup rumah tangga mereka.

Salam sayang,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun