Kalau sudah ada peringatan, maka ada baiknya kita mengikuti peringatan tersebut.
Di dalam kelas, seorang guru sedang asyik mengajar mate matika. Selesai dengan pembahasan, sang guru memberikan tugas pada siswa untuk mengukur pemahaman siswa dalam materi ini.
Guru: ayo anak anak, kalau sudah selesai dibawa kedepan, biar bapak koreksi tapi satu satunya yah!!
Anak anakpun yang telah selesai mulai mengumpulkan tugas mereka secara bergiliran. Tiba tiba seorang murid dari belakang langsung menyerobot (padahal belum giliranya) dari belakang dan mengumpulkan tugasnya. "satu satu yah" kata siguru. Merasa sudah tanggung, si murid dari belakang itu berkata "tanggung pak". ia pun meletakkan bukunya diatas meja guru, karena ia meletakkan bukunya tak rata dan tepat disisi meja guru, bukunyapun terjatuh dengan sendirinya. anak anak yang lainpun langsung protes "ooooooo marah nih" teriak murid serentak. Si murid itupun langsung berinisiatif kembali kedepan dan mengambil bukunya . sesaat ia sampai di depan tanpa sengaja ia tergelincir di lantai hingga ia masuk ke kolong meja guru. Kawan kawanya yang melihat itupun tertawa terbahak bahak. Sementara muka si murid itu berubah jadi merah. Sang guru hanya pura pura tak tahu karena sibuk mengoreksi, sang guru hanya tak mau membuat muridnya semakin malu.
Pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu, menunggu giliran. Ada perasaan bosan yang tak karuan di dalam hati bila menghadapi seperti ini. Menunggu giliran seperti halnya diatas bukanya dibuat untuk membuat kita bosan atau mengerjai kita tapi ia (antri) diciptakan dengan maksud untuk terciptanya sebuah ketertipan dan keteraturan. Bukankah keteraturan dan ketertipan itu indah? Di sisi lain antri juga sangat baik untuk mengukur kadar kesabaran seseorang.
Ada konsekuensi tersendiri bila kita tak berjalan pada jalan semestinya, contohnya dalam kasus ini, anak anak diminta untuk bergiliran mengumpulakan tugasnya tapi karena salah seorang murid tak memperhatikan aturan atau peringatan yang ada, ia malah mendapat sebuah perlakuan yang kurang nyaman tentunya akibat perbuatanya sendiri. satu hal yang pasti, si murid itu pasti belajar sesuatu hal yang berharga saat itu dan pelajaran itu akan membimbingnya untuk lebih baik tentunya dimasa yang akan datang.
jadi maukah kita seperti itu?
salam sayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H