[caption id="attachment_96297" align="alignleft" width="469" caption="illustrasi"][/caption] Negara dan rakyat Francis pastinya amat bangga pada negaranya dikarenakan keberadaan menara Eiffel yang menjulang tinggi yang telah dibangun beberapa abad ini. Menara ini menjadi trademark dan simbol kebanggaan bangsa Francis selain itu menara Eiffel telah menjadi ikon struktur terkenal di dunia. Begitu juga dengan bangsa indonesia, siapa yang tak akan bangga nantinya menjadi rakyat indonesia bila pembangunan Jembatan Selat Sunda atau dikenal dengan nama JSS benar benar terealisasi?? Mungkin saja keberadaan negara kita akan semakin membaik dimata Internasional lewat adanya pembangunan ini.
Kemacetan beberapa minggu yang lalu yang terjadi di pelabuhan Bakauheni dan Merak adalah salah satu indikasi bahwa memang dibutuhkanya sebuah alternatif cepat untuk menghindari penomena kemacetan yang telah menggerogoti bangsa kita ini beberapa tahun terakhir ini. Pulau Sumatra dan Jawa sama-sama dipisahkan oleh selat yang sama, yaitu Selat Sunda. Satu satunya cara menghubungkan/mencapai keduanya adalah dengan transportasi Antar Selat, atau kita sebut sebagai penyebrangan. Kemacetan yang sering terjadi baik di kedua pelabuhan sebagai sarana penghubung kedua pulau bukanlah merupakan sebuah pengalaman baru bagi bangsa ini. Setiap tahunya kendala seperti ini merupakan momok yang paling sering ditemui. Beragam cara telah dilakukan untuk sedikit mengurangi jalanya kemacetan tapi tetap saja tak bisa secara keseluruhan menyelesaikan masalah yang ada. Hal ini tentunya dilatarbelakangi semakin banyaknya jumlah pengguna jasa ini sementara moda yang digunakan tak berbanding lurus. Berdasarkan kejadian yang sebelumnya, ini penomena kemacetan di kedua pelabuhan ini disebabkan oleh sarana dan prasarana moda penyebrangan yaang sudah usang dimakan usia hingga membutuhkan perbaikan untuk sejenak. Menjelang Hari raya dan Tahun Baru merupakan langganan yang paling sering memperlihatkan betapa dibutuhkanya sebuah Solusi dari masalah ini. Belum lagi cuaca yang buruk juga menjadi penghalang tambahan bagi lancarnya proses penyeberangan antara Jawa dan Sumatra. Tak dipungkiri satu satunya cara yaang bisa menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra hanyalah dengan jalur ini. Jalur udara menjadi sesuatu yang kurang disenangi dengan alasan harganya yang kurang bersahabat. Pulau Jawa dan Sumatra sama sama menjadi produsen sekaligus menjadi konsumen. Setiap harinya beragam produk mengalir dari Jawa ke Sumatra atau sebaliknya. Bayangkan saja bila kemacetan terjadi, Berapa miliar kerugian yang diderita bila saat macet terjadi dipenyebarangan ini? hasil bumi seperti: Sayur-sayuran, buah-buahan tentunya akan mengalami kerusakan karena perjalanan yang terlalu lama ditambah lagi bahan baku produksi akan mengalami keterlambatan yang mengakibatkan tersendatnya proses ekonomi. Dilatar belakangi masalah yang seperti inilah, pemikiran barupun dicetuskan dengan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Sebenarnya di era pemerintahan Soekarno, ide seperti ini telah pernah dibahas dalam rangka menyatukan pulau pulau di Indonesia tapi seiring berjalanya waktu ide ini pun sedikit terkikis. Tak kala memasuki pemerintaahan Soeharto, tak bisa terealisasi diakibatkan oleh hempasan perekonomian negara kita yang semakin memburuk saat itu. Ditahun 2004, Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P berinisiatif mengangkat kembali topik ini. Niat ini tenyata mendapat tanggapan positif dari pemerintah provinsi (pemprov) Banten. Bahkan salah seorang Pengusaha Nasional Tommy Winata mau memberikan dana awal dalam pembangunan proyek ini. Proyek ini semakin hangat saja manakala Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) juga sangat mendukung pembangunan JSS ini. Sebagai langkah awal, ditahun 2007 ditandatanganilah Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua Gubernur yakni Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P dan juga Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah tentang percepatan pembaangun JSS. [caption id="attachment_96298" align="alignright" width="300" caption="Gubernur Lampung"]
Sedikit tentang Transportasi Jawa dan Sumatra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H