Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Cocok tapi Marga Memisahkannya..uhh!!

17 Januari 2011   02:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:30 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295231859789149640

[caption id="attachment_85236" align="alignleft" width="262" caption="..illustrasi saja...."][/caption] Kemajemukan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berdaulat bukanlah hal yang perlu dipertanyakan lagi. Beragam budaya, adat istiadat serta peraturan yang tertulis maupun tak tertulis terpendam didalamnya dan dijaga oleh setiap orang yang memiliki kebudayaan itu sebagai sebuah harta yang paling berharga, layak untuk dihormati dan diikuti serta dijaga kelestarianya.

Bila dipikirkan secara logika dan menggunakan ilmu pengetahuan terkadang budaya dan adat istiadat itu memiliki sisi yang berbeda tapi justru itulah yang menjadikan budaya itu sendiri menjadi lebih unik dan perlu dijaga.

Suatu ketika di sebuah tempat di Sumatra Utara bertemulah dua orang yang sudah cukup dewasa untuk pertama kalinya. Pertemuan mereka bertepatan dengan progam sepak bola tujuh belas agustus di sebuah desa. Tak disangka sebuah perasaan dan rasa kecocokanpun tumbuh diantara mereka berdua. Oleh karena ini, quantitas pertemuan merekapun menjadi semakin padat dan akhirnya diakhiri dengan sebuah hubungan yang lebih dekat lagi layaknya sepasang kekasih. tapi apa yang terjadi selanjutnya adalah hal yang bertolak belakang tentunya.

Sebenarnya diawal pertemuan, sebuah jurang pemisahpun telah hadir diantara mereka berdua tapi karena rasa yang cukup besar jurang itupun bisa ditutupi untuk sementara waktu dan tinggal menunggu waktu kapan jurang itu akan menganga lagi dan memakan korban.

Tak disangka ternyata salah satu dari orangtua merekapun mengetahui hubungan mereka ini, paham akan situasi yang melanda anak-anak mereka, para orang tuapun memanggil anak mereka dalam sebuah pertemuan acara dan dibuka kembalilah jurang pemisah yang telah mereka tutup untuk beberapa waktu. Jurang itu adalah marga mereka. pria dan wanita itu ternyata terlibat cinta semarga. Akhir dari pertemuan itu adalah berpisahnya kedua anak manusia itu untuk selama-lamanya padahal selama ini mereka sudah cukup saling memahami satu dengan yang lainya. Aneh bukan, dua orang yang berbeda yang masing masing dilahirkan oleh orang tua yang berbeda pula dan tak ada hubungan darah bisa dipisahkan dengan hanya mengucapkan “marga”. Secara ilmu pengetahuan sebenarnya it’s fine-kan tapi budaya, tentu tidak!!

Dalam budaya dan ada istiadat batak dua orang yang berbeda jender serta memiliki marga yang sama dilarang keras untuk menjalin hubungan (contohnya pacaran dan kemudian menikah). Semarga berarti sudah sedarah dan dianggap kakak beradik walau tak ada hubungan darah sama sekali dari orang tua mereka. makanya dilarang, tapi bila tetap diteruskan maka kalau tidak salah dalam dunia pendidikan (bahasa kerenya) sering disebut sebagai incest. Incest adalah hubungan (hubungan badan) antara yang berhubungan darah (close relatives).

Tapi lagi lagi ada juga yang memberanikan diri untuk terus melanjutkan jalanya sebuah hubungan dengan pasanganya walau sudah tahu aturan mainya. Gossipnya yang seperti ini ada yang menyebut sebagai “Mardalan Begu” bila dibahasa indonesiakan menjadi “jalan setan atau Iblis” maksudnya sepasang kekasih tetap melanjutkan hubunganya walaupun sebenarnya mereka tak bisa melanjutkanya karena mereka memiliki marga yang sama tapi karena mungkin cinta dan kasih sayang mereka lebih besar dari segalanya makanya mereka tetap pada pendirianya. Berdasarkan consequensinya (katanya,belum pernah melihat buktinya juga) maka bila yang menjalankan “Mardalan Begu” tadi maka akan mendapat masalah dalam keturunanya (tak baguslah).

Nah karena itulah, dua sejoli seperti yang diatas tak bisa diikat dalam sebuah ikatan tali perkawinan karena mereka memiliki marga yang sama. Apapun alasanya, itulah salah satu budaya dan adat istiadat yang ada di Indonesia yang harus tetap dijaga kelestarianya serta dijunjung tinggi oleh penganutnya.

Makanya jika ada dua orang batak yang bertemu (seumpama beda jender dan masih lajang) maka pertanyaan pertama yang diajukan bukannya nama tapi marganya. Bila beda maka lanjutlah!!!

Salam Indonesia,

sumber gambar

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun