[caption id="attachment_78688" align="alignleft" width="221" caption="illustrasi saja"][/caption] Tulisan ini di dapatkan dari pengalaman salah seorang anak kecil (lelaki) yang masih berumur tujuh tahun. Yah tidak lain dan tidak bukan adalah keponakan saya. Saat membaca judul diatas pastinya ada yang beranggapan bahwa ini ada hubunganya dengan sesuatu yang negative, tidak. Tapi malah sebaliknya, sesuatu yang menurut saya hampir semua pernah merasakanya, khususnya lelaki. Saya masih ingat bahwa judul diatas itu adalah sebuah ucapan keponakan saya kepada saya beberapa tahun yang lalu kepada saya. Tidak tahu kenapa saya jadi teringat akan perkataanya, pas waktu apa yah,,eeem. Dan akhirnya saya juga tak lupa membuat sebuah tulisan perihal hal tersebut. Maaf yah sebelumnya bila kata-katanya agak kurang sopan. Buang air kecil adalah salah satu cara pembuangan zat-zat yang tak berharga dalam tubuh kita yang berupa cairan. Berbicara mengenai cairan tersebut, ada beberapa warna yang lazim kita temukan bila ingin melakukanya, ada yang agak putih (bening) dan ada yang agak kekuningan. Kenapa bisa begitu yah? Nah kalau yang saya (pengetahuan orang awam) tahu itu diakibatkan/dipengaruhi oleh jumlah cairan yang ada di dalam tubuh kita, semakin cukup atau besar cairan dalam tubuh kita maka otomatis cairanya akan bersih atau bening tapi bila kurang cairan (air) maka ada kemungkinan cairanya akan berwarna kekuningan. Tapi ini hanyalah lewat pengalaman saja yah, yah mudah mudahan benar. Nah apa yang keponakan saya rasakan pada saat itu adalah lain, bukan pada masalah warna cairanya tapi cenderung pada sedikitnya cairan yang keluar dari alat reproduksinya. Sedikit sekali, tidak lebih dari dua atau tiga tetes. Weeit tapi yang anehnya ketika tetesan cairan itu keluar, wah ada rasa perih dan sakit yang dia rasakan dalam tubuhnya yang akhirnya membuat dia merintih dan menagis ditambah lagi rasa panas disekitar alat reproduksi. Para orang tua selalu mengatakan bahwa itu disebabkan oleh kurang minum, kurang air dalam tubuh, kebanyakan mengeluarkan keringat tapi tak meminum apapun sebagai gantinya, sehingga cairan dalam tubuhpun berkurang dan akhirnya proses dalam tubuhpun jadi sedikit terganggu dan hasilnya yah seperti yang telah saya utarakan, Sedit dan perih.Ini hanyalah pengetahuan orang awam saja, ilmiahnya saya belum menemukan infonya, lagi-lagi semoga ada kompasianer yang akan mau membahasnya. Masih berdasarkan orang tua bahwa cara tercepat menanggulangi masalah itu adalah dengan meminum banyak cairan. Nanti jika banyak meminum cairan maka dengan sendirinya keadan tubuh akan kembali kesemula. Nah selain itu saya juga teringat pada sebuah tindakan penanggulangan sederhana akan masalah ini yang dilakukan pada ibu saya ketika saya masih kecil. Yah saya juga sering mendapatkanya dan sangatlah menyakitkan. Waktu itu ibu saya mengambil sebuah dedaunan hijau yang kami sebut sebagai daun suawa nah daun ini digiling (dipuyuh)hingga rata dan menghasilkan cairan hijau juga, nah cairan hijau inilah yang nantinya dioleskan pada bagian reproduksi dan dibagian atas bawah dan sampingnya. Apa hasilnya? Hasil yang kita dapatkan hanyalah rasa dingin yang segar yang secara langsung menekan rasa perih dan sakit kita rasakan saat mengeluarkan tetesan cairan itu. Perasaan yang kita rasakan sebelum dioleskanya daun itu akan berbeda setelah dioleskan. Tidak ada rasa tak karuan dan gelisah lagi. Saya kurang tahu apa nama penomena yang seperti ini, dan hal ini tentunya bisa saja dirasakan oleh orang dewasa juga, bukan hanya anak-anak saja. Iya kan pernah kan merasakanya, sakitkan dan perihkan!!!! Salam sehat, sumber gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H