Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harta Termahal!!!!

23 Oktober 2010   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_300219" align="alignleft" width="240" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Anak kok ki do hamoraon di au

(anak kulah harta berhagaku)

Apa harta termahal yang anda punya, terutama bagi anda yang sudah berkeluarga??

Emas, perhiasan, mobil atau ada yang lain.

Saya rasa anda setuju bila harta yang paling berharga itu adalah anak. Anak adalah karunia Tuhan yang paling berharga tidak dapat ditukarkan dengan harta apapun di dunia ini. Tapi pada kenyataanya banyak sekarang orang tua yang tega membuang anak mereka bahkan membunuhnya. Anak dianggap sebagai malapetaka, pembawa aib, menyusahkan orang tau saja kelak, oleh karena itu mereka harus dibasmi sesegera mungkin lewat meninggalkanya di toilet, spbu dan tempat umum lainya.

Dalam sebuah keluarga, keluarga yang benar-benar ya, kehadiran seorang anak sangatlah penting. Anak memberi nilai tambah tersendiri dalam sebuah keluarga. Anak mampu menambah keharmonisan rumah tangga khususnya antar suami dan istri. Keluarga akan lebih hidup dan terang dengan kehadiranya. bagi beberapa orang yang masih memegang kuat norma dan adat istiadat, Anak dipandang sebagai penerus keluarga, mahkota keluarga bahkan harta paling berhargaselain itu anak juga bisa diartikan sebagai pewaris keluarga. bayangkan bila kehadiran seorang anak tidak ada maka secara singkat silsilah keluargapun akan lenyap. Begitulah kira-kira pentingnya kehadiran seorang anak dalam keluarga dimata beberapa orang.

Di sisi lain banyak orang (orang tua) yang menganggap bahwa anak itu adalah segala-galanya bagi mereka,semuanya akan dilakukan, naik dan turun gunung demi menghidupi sang anak, menyekolahkanya hingga tiba pada tingkat pendidikan tertinggi. Mereka (orang tua) tidak peduli walaupun mereka kalah dibandingkan dengan orang tua-orang tua yang lain yang mungkin banyak harta atau jabatan, tapi yang penting bagi mereka daalah anaknya tak boleh sampai tertinggal dibelakang, tak terbelakang di setiap segi kehidupan ini. Mereka menginginkan anak-anak mereka lebih baik dari mereka sendiri walaupun usaha untuk membuat lebih baik itu membuat tangan mereka kapalan, berurat bahkan sampai mengucurkan darah. Satu yang pasti anak tak boleh ketinggalan.

Saya adalah seorang anak juga dalam keluarga saya, walaupun saya tak sampai pada tangga tertinggi kehidupan ini, minimal saya telah diajari oleh orang tua saya, di besarkan, di didik, ditempa menjadi seorang sosok yang layak dipanggil manusia menurut  pandangan saya saja tentunya,

Besar sangat jasa para orang tua pada kita semua dan tak mungkin bila kita membalasnya dengan tuntas. Semoga saja kita bila merefleksikan apa yang telah kita terima dari orang tua kita kepada anak-anak kita kelak.

tulisan saya persembahkan buat ibu saya tercinta yang baru saja menginjak umur empat puluh delapan tahun..happy birthday..

Thank BP n OK

Inpirasi didapatkan dari sebuah lagu,

Anak kok ki do hamoraon di au, (anakulah harta berhagaku)

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun