Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuak Bisa Merubah Peminumnya!!!

27 September 2010   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:56 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_267996" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption] Tuak adalah sejenis minuman yang dihasilkan dari pohon bagot/aren kemudian dicampur dengan raru. Raru adalah sejenis kulit pohon yang telah dikeringkan dan digunakan untuk menghilangkan rasa manis pada Nira. Nira adalah sebutan untuk air aren yang belum mengalami pencampuran makanya rasanya sangat manis sekali. Nah nira inilah yang kadang digunakan sebagai bahan untuk membuat gula merah. Berbicara tentang tuak, saya juga kurang paham apa tuak ini termasuk dalam kelompok minuman keras atau tidak. Tapi melihat dari efek yang ditimbulkanya saya kira”ya”. Di kampung halaman saya, tuak ini memang memiliki ketenaran tersendiri bagi orang-orang yang menggunakanya. Bila dibandingkan dengan penggunaan minuman keras lainya seperti Vodka, Topi Miring dan lainya maka tuak ini tidak ada bandinganya. Tapi terkadang minuman ini juga sering dioplos dengan minuman lainya. Kebanyakan meminum tuak ini membuat kita pusing, pikiran melayang-layang ban bumi bagaikan berputar-putar. Yang tak kalah pentingnya adalah masalah kesadaran. Biasanya orang yang sudah terlalu banyak minum tuak ini tingkat kesadaranya akan berkurang serta emosi yang gampang meledak. Biasanya para peminum tuak akan datang ke lapo di malam hari saja karena pada malam harilah lapo dibuka walaupun sebagian ada juga yang berjualan di siang hari. Di sebagian daerah, lapo tuak dijadikan sebagai tempat perkumpulan kaum adam dan bisa dinterpretasikan sebagai sarana refresing dan silaturahmi dengan sesama karena telah lelah bekerja seharian disiang harinya. Selain minum tuak banyak juga hidangan-hidangan yang disajikan oleh pemilik lapo, contohnya seperti: sang-sang/daging B2 atau B1, gorbal /ubi goreng, kacang dan lain lain. Dan untuk menghidupkan suasana maka disetiap lapo pasti sudah disediakan beberapa alat musik seperti gitar dan seruling. Akibat tuak inilah makanya ibu purba kembali kerumah orang tuanya beserta anak-anaknya yang masih duduk di bangku sd. Alasan kepergianya dari rumahnya adalah karena perilaku sang suami yang tak kunjung membaik. Setiap malam suaminya pulang dengan mabuk-mabukan. Sebenarnya sang suami tergolong suami yang bertanggung jawab, disiang harinya ia bekerja sebagai supir bus untuk menafkahi istrinya dan kedua anaknya. Tapi dimalam hari ia berubah total bahkan ia tak mengenali siapa istrinya dan anak-anaknya lagi. Hingga ia main tangan ke istrinya dan menendang anaknya yang merengek akibat pertengkaran sang suami dengan istrinya. inilah alasan sang istri pakuasi kerumah orang tuanya. Para pihak keluarga telah berusaha menasehati sang suami untuk merubah sikapnya. Tapi semuanya sia-sia saja. Ketika sadar ia meng-iakan nasehat itu tapi dimalam harinya ia lupa dan tak terkontrol lagi. Cerita ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi dilingkungan keluarga saya. Sudah selayaknya memang kita mengetahuai yang mana yang baik dan tidak untuk kita jalani. Jangan biarkan hal-hal tak baik menggerogoti hidup kita dan membawa kepedihan mendalam. Dilain pihak, banyak para istri mengkompalin perihal eksistensi tuak ini yang dapat menyihir suami mereka bahkan anak-anak mereka menjadi orang lain yang mereka tak kenal tapi lagi-lagi agak sulit sepertinya menghilangkan kebiasaan yang sudah mendarah daging ditambah lagi bahwa sudah banyaknya orang-orang yang dihidupi lewat tuak ini jadinya niat untuk "tidak" sepertinya sudah agak susah. kalau begini permasalahanya apakah kita harus menyalahkan eksistensi tuak tadi, atau apakah karena pribadi kita yang tak bisa menjaga dan memilah kebaikan untuk kita.?? atau masih ada yang lain??? Bagaimana menurut anda????? Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun