Kemiskinan dan ketimpangan bukanlah masalah baru bagi rakyat indonesia. kemiskinan dan ketimpangan menjadi fokus utama bagi pemerintah untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan juga demi perbaikan pertumbuhan perekonomian yang nyata bagi indonesia. kemiskinan dan ketimpangan selalu menghantui rakyat indonesia karena sulitnya pemerintah untuk mengatasi hal ini yang disebabkan oleh beberapa faktor yang amat rumit dan saling berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Di masa pandemi COVID-19 sekarang ini menyebabkan angka kemiskinan naik hampir setengahnya dari masa sebelum pandemi. Grafik diatas merupakan bukti nyata dampak pandemi COVID-19 yang di proyeksikan pada kemiskinan yang menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pada tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun 2019. Â Di mana sebelum masa pandemi COVID-19 angka presentasenya hanya 9,22%, sedangkan pada masa pandemi naik sebesar 9,71% hingga 12,37%. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari pandemi COVID-19 ini sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat khususnya miskin hingga kelas menengah sehingga menyebabkan tingkat kemiskinan terus meningkat pada masa pandemi ini.
Hal ini disebabkan oleh terhentinya aktivitas perekonomian di indonesia akibat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang di selenggarakan pemerintah pada awal-awal masa pandemi sampai sekarang. Sehingga banyak perusahaan berhenti beroperasi sehingga menyebabkan banyak pegawai yang kehilangan pekerjaan akibatnya terjadi peningkatan pada angka pengangguran yang tinggi. Â Maka dari itu tergambarlah bahwa masyarakat dengan tingkat pengangguran yang tinggi akan diikuti pula dengan peningkatan masyarakat miskin yang tinggi.
Menurut data dari badan pusat statistik (BPS) keadaan ketenagakerjaan Indonesia pada bulan agustus tahun 2020 dalam tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut jenis kelamin (persen) dari bulan agustus tahun 2018 sampai bulan agustus tahun 2020 mengalami kenaikan yaitu TPT laki-laki dan TPT perkotaan meningkat dengan cukup tinggi. Angka presentase pada bulan agustus 2018 sampai 2019 cenderung stabil yaitu diangka 5 % dimana kondisi ini pada masa sebelum pandemi. Namun pada bulan agustus tahun 2020 angka presentasenya mencapai 7,07% yang mana kondisi ini terjadi pada masa pandemi, kenaikan angka presentase ini hampir setengahnya dari masa sebelum pandemi. Bahkan BPS pun menyebutkan bahwa dampak COVID-19 terhadap penduduk usia kerja pada bulan agustus 2020 mencapai 29,12 juta orang atau sebesar 14,28 persen. Hal ini menunjukkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia akibat  meningkatnya angka masyarakat yang menggangur, karena di saat masyarakat menggangur akan kehilangan pendapatannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dalam kondisi seperti ini, di mana pandemi COVID-19 masih terjadi diharapkan pemerintah dapat mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan yang memburuk akibat pandemi COVID-19. Pemerintah dapat menyelesaikan masalah ini dengan melihat beberapa aspek agar dapat sesuai kondisi saat pandemi serta terciptanya pemulihan yang nyata dan sepenuhnya. Sehingga terjadi penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan pada pengujung tahun ini.
Refrensi :
Badan Pusat Statistik. "Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2020." Berita Resmi Statistik No.86/11/Th.XXII, 05 November 2020.
 Chowdhury, A. (2020). Unequalising COVID-19. Kelas Besar Kelima Jurusan Ekonomi Pembangunan UPN Veteran Jakarta. Jakarta, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H