Mohon tunggu...
Meitha Agnes
Meitha Agnes Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Lampung

Seorang mahasiswa yang gemar bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mendorong Ekonomi Kreatif Lampung untuk Masa Depan Berkelanjutan

15 Desember 2024   00:19 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Executive Summary:

Ekonomi kreatif semakin diakui sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan Provinsi Lampung memiliki potensi besar untuk mendukung kemajuan sektor ini. Keberagaman seni, budaya, serta produk lokal seperti ukiran dan makanan tradisional olahan pisang menunjukkan potensi untuk bersaing di pasar domestik dan internasional. Keindahan alam dan industri pariwisata Lampung juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif. Namun, sektor ini menghadapi hambatan utama, yaitu permodalan dan pemanfaatan digital yang belum optimal, mengurangi peluang e-commerce. Dengan kebijakan strategis yang tepat, ekonomi kreatif dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat identitas budaya Lampung di pasar global.

Pendahuluan:

Di tengah perubahan global dan tantangan ekonomi pascapandemi, sektor ini menunjukkan daya tahan dan fleksibilitas yang kuat, terutama dalam menciptakan peluang kerja baru dan inovasi. Provinsi Lampung, dengan sumber daya alam, serta posisi geografis yang strategis, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif sebagai pilar utama pertumbuhan ekonominya. Selain itu, Menurut Avianto (dalam Santosa, 2020) industri kreatif memanfaatkan bakat, keterampilan, dan kreativitas individu untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Namun, kontribusi ekonomi kreatif di Lampung terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) masih tergolong rendah dibandingkan dengan sektor tradisional seperti pertanian dan industri. Rendahnya pengembangan sektor ini sebagian besar disebabkan oleh kurang optimalnya pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif, yang dihadapkan pada tantangan seperti minimnya akses permodalan, keterbatasan kapasitas sumber daya manusia (SDM), kurangnya pemanfaatan teknologi, dan lemahnya dukungan kebijakan.

Urgensi untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi kreatif di Lampung semakin kuat mengingat potensi sektor ini tidak hanya terbatas pada peningkatan ekonomi lokal tetapi juga mampu menjadi solusi terhadap berbagai isu sosial seperti pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi. Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif yang berlandaskan inovasi dan digitalisasi sejalan dengan agenda nasional menuju transformasi ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Deskripsi Masalah: Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Di Lampung 

Pemberdayaan ekonomi kreatif di Lampung menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan, yang dapat diukur melalui data dan analisis yang mendalam. Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung (2023), sekitar 65% pelaku usaha di sektor ini melaporkan kesulitan dalam mengakses permodalan. Selain itu, hanya 30% dari pelaku usaha yang pernah mengikuti pelatihan keterampilan yang relevan dengan bisnis mereka. Keterbatasan ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam dukungan yang diterima oleh pelaku usaha, yang berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk berinovasi dan bersaing di pasar.

Masalah ini terjadi di seluruh wilayah Provinsi Lampung, dengan konsentrasi lebih tinggi di daerah perkotaan seperti Bandar Lampung. Keterbatasan akses permodalan sering kali disebabkan oleh kurangnya lembaga keuangan yang bersedia memberikan pinjaman kepada pelaku usaha kecil serta ketidakpahaman tentang cara mengajukan pembiayaan. Di sisi lain, minimnya pelatihan keterampilan dapat dikaitkan dengan kurangnya program yang terfokus dan dukungan dari pemerintah serta lembaga pendidikan. Selain itu, promosi dan pemasaran produk yang tidak efektif sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang strategi pemasaran modern dan penggunaan platform digital.

Pelaku usaha mikro dan kecil, pemerintah daerah, masyarakat lokal, serta sektor swasta menjadi aktor kunci dalam mengatasi masalah ini. Jika tidak segera diatasi, masalah ini akan berdampak pada stagnasi ekonomi lokal, meningkatnya pengangguran, hilangnya warisan budaya, serta rendahnya daya saing daerah. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi strategis untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang mampu mendukung pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.

Akibatnya, untuk menjamin bahwa ekosistem ekonomi kreatif Lampung dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan tindakan strategis untuk memperkuat kebijakan, meningkatkan akses ke sumber daya, dan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun