Mohon tunggu...
meita suci ramadhani
meita suci ramadhani Mohon Tunggu... Guru - Guru Ekonomi pemerhati ekonomi

TTL : Cianjur 6 Mei 1987

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjaga Lingkungan Hidup Bersama Eco Enzyme

6 Februari 2024   23:47 Diperbarui: 6 Februari 2024   23:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan Hidup adalah sebuah frasa yang seharusnya menjadi perhatian besar bagi seluruh masyarakat dunia. Kini masyarakat banyak yang menyadari bahwa lingkungan hidup kita sedang tidak baik-baik saja. Polusi udara di kota-kota besar yang membuat kita lebih mudah terserang penyakit, bencana banjir dan longsor yang terus menghantui di kala musim hujan, masalah sampah yang menggunung di TPS terlebih untuk sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastik, kain dan lain-lain, penggunaan energi sumber daya alam yang terlalu berlebihan sehingga pasokannya semakin menipis, dan pencemaran lingkungan akibat limbah kimia yang tidak baik untuk alam. Tapi apakah kita sudah sadar betul bahwa menurunnya kualitas lingkungan hidup kita ini juga merupakan konstribusi dari kita semua ? Pola konsumsi manusia yang kurang bijaksana menyebabkan semakin parahnya masalah lingkungan hidup di sekitar kita. Lalu apakah sudah ada solusinya ? Beberapa sudah ada, bahkan banyak dari komunitas peduli lingkungan yang terus tanpa lelah mengkampanyekan secara luas melalui sosial media terkait diet plastik, antisipasi fast fashion untuk mengurangi limbah baju, hemat dalam menggunakan listrik sampai penggunaan energi terbaharukan yang lebih ramah lingkungan, kegiatan bersih-bersih sampah di lingkungan umum, daur ulang sampah dan peraturan pemerintah yang tegas dalam pengolahan limbah industri. Solusi-solusi ini terus diusahakan seiring berjalannya waktu, memang tidak mudah dan pastinya membutuhkan waktu agar menjadi kebiasaan di masyarakat kita.

Solusi-solusi ini memang tujuannya untuk memperlambat kerusakan lingkungan hidup yang ada, tidak benar-benar secara utuh langsung menghilangkan masalah lingkungan hidup yang ada di bumi, kecuali jika memang seluruh masyarakat dunia benar-benar mau berkomitmen untuk menghentikan penggunaan produk-produk yang merusak lingkungan hidup tersebut. Soal penggunaan produk yang sehari-hari kita gunakan, ada yang sadar nggak sih, bahwa produk berbahan detergen yang sehari-hari kita gunakan seperti sabun, sampo, detergen untuk mencuci baju dan sabun cuci piring, itu adalah produk berbahan kimia yang tidak ramah lingkungan loh. Lalu bagaimana solusinya untuk bisa mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaanya sama sekali ? Apakah ada produk penggantinya yang lebih ramah lingkungan ?

Salah satu pengganti produk detergen yang sedang hits di kalangan komunitas peduli lingkungan saat ini adalah Produk Eco Enzyme. Saya mengenal produk ini sekitar 2 tahun yang lalu pada saat itu masih kondisi pandemi covid19. Pada saat itu salah satu guru IPA di sekolah tempat Saya mengajar memberikan edukasi mengenai produk Eco Enzyme ini. Bahkan sekolah kami juga menghadirkan pemateri dari komunitas Eco Enzyme Tangerang Selatan untuk kegiatan workshop pembuatan Eco Enzyme ini. Edukasi ini sungguh sangat membuka kesadaran yang lebih tinggi bagi kami untuk lebih peduli lagi dengan lingkungan hidup.

Pembuatan produk Eco Enzyme ini juga menjadi salah satu solusi untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik khususnya limbah organik yang ada di rumah tangga masyarakat. Bahan bakunya salah satu nya adalah limbah organik ampas buah-buahan, sayuran yang biasanya dihasilkan dari dapur rumah. Kemudian bahan lainnya adalah molase (gula merah cair) yang juga mudah ditemukan di sekitar kita. Kemudian bahan-bahan ini dicampur juga dengan air, selanjutnya didiamkan selama 3 bulan agar berfementasi menjadi cairan Eco Enzyme. Sebagai informasi tambahan, ada perbedaan dari penggunaan bahan limbah organik yang berupa ampas kulit buah-buahan dengan ampas sayuran. Perbedaannya adalah dari bau yang dihasilkan, jika menggunakan limbah sayuran akan mengeluarkan bau yang tidak enak, sedangkan jika menggunakan limbah kulit buah-buahan akan menghasilkan bau yang lebih baik.

Kemudian beberapa guru IPA di sekolah kami yang merupakan pasangan suami istri berinisiatif untuk serius mengembangkan produk Eco Enzyme menjadi sabun pencuci piring, sabun cuci baju, sabun pembersih lantai, cairan spray obat, dan lain-lain. Bahkan sekolah kami menjadikannya sebuah project khusus yang melibatkan peran para siswa untuk dapat diproduksi massal dengan harapan dapat dijual kembali dan menjadi ladang wirausaha bagi siswa dan sekolah. Terlebih sekolah kami yang merupakan sekolah boarding yang memiliki dapur catering memiliki banyak bahan baku limbah dapur organik untuk pembuatan produk Eco Enzyme ini. Bahkan project ini juga masuk ke dalam Kurikulum Merdeka mata pelajaran Kimia di kelas 10. Bahkan lebih lanjut sebagai bentuk dukungan sekolah, Kepala Sekolah kami juga menetapkan SK (Surat Keputusan) untuk membentuk Kelompok Pemerhati Lingkungan Hidup yang salah satu tugasnya adalah untuk membuat produk Eco Enzyme ini secara rutin dan berkelanjutan.

Produk Eco Enzyme ini selain dijadikan sebagai pengganti sabun detergen, ternyata juga memiliki khasiat untuk kesehatan yaitu untuk penyembuhan luka (luka gores, luka bakar, bisul, luka diabetes, gatal, eksim kutu air, jamuran), meredakan penyakit mulut (sariawan, sakit gigi, gusi) dengan cara berkumur, dan menjadi disinfektan. Sudah banyak juga penelitian yang dilakukan terkait khasiat produk Eco Enzyme untuk kesehatan dan sudah banyak juga testimoni dari masyarakat yang sudah merasakan khasiatnya. Ada satu lagi hal menarik dari khasiat produk Eco Enzyme ini untuk kesehatan yaitu sebagai media untuk menyerap radiasi elektromagnetik dari peralatan elektronik seperti handphone dan laptop yang sering kita gunakan, cukup dengan meletakkan cairan Eco Enzyme di dekat kita yang sedang berdekatan dengan perangkat elektronik yang sering kita gunakan. Tidak hanya itu, ternyata produk Eco Enzyme bisa digunakan sebagai bahan baku untuk produk perawatan kulit. Jadi cairan Eco Enzyme ini merupakan salah satu media untuk pertumbuhan jamur Pitera yang dihasilkan dari fermentasi ragi yang mengandung banyak nutrisi yang bagus untuk kulit seperti mineral asam amino, vitamin B dan E, serta asam organik. Salah satu produk perawatan kulit yang menggunakan bahan jamur Pitera ini adalah masker yang diklaim bisa mengencangkan kulit, mengurangi bintik gelap, mengurangi keriput dan mencegah penuaan dini.

Product Eco Enzyme ini juga dapat dikembalikan kebermanfaatanya ke alam lingkungan sekitar kita, bisa untuk menyuburkan tanah, menyuburkan tanaman dan memurnikan air sungai yang terkontaminasi dan membersihkan udara. 

Sekarang ini produk Eco Enzyme bahkan sudah banyak dijual di platform e-commerce Indonesia dengan harga yang cukup terjangkau, baik itu dalam bentuk cairan Eco Enzyme murni yang harus diolah kembali ataupun yang sudah berbentuk produk detergen yang bisa langsung digunakan. Hal ini menjadi kabar baik untuk perkonomian Indonesia, karena jika diproduksi dalam jumlah besar maka bisa menjadi potensi perdagangan dalam negeri atau bahkan perdagangan ekspor yang sangat menjanjikan. Akan tetapi produk Eco Enzyme ini memiliki kendala jika ingin diproduksi lebih lanjut menjadi produk turunannya, yaitu setelah cairan murni Eco Enzyme ini dicampur dengan air, maka batas waktu penyimpanannya hanya 7 hari saja. Maka dari itu masih perlu dilakukan pengembangan lebih dalam untuk mengatasi kendala ini. Sehingga sangat diharapkan adanya partisipasi dari pihak pemerintah ataupun swasta melalui CSR perusahaan untuk terlibat bersama-sama mendukung pengembangan produk Eco Enzyme ini.

Buat kalian yang ingin memproduksi dalam jumlah banyak tapi terbatas bahan baku limbah organiknya, maka bisa melakukan kerjasama dengan UMKM yang menghasilkan limbah oraganik ini, seperti yang dilakukan oleh teman saya yang bekerjasama dengan penjual es jeruk peras, sehingga bisa mendapatkan bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak, atau bisa juga bekerjasama dengan para pedagang pasar atau rumah makan yang juga menghasilkan limbah sayuran. Hal akan menjadi kerjasama ekonomi yang saling menguntungan dalam lingkungan UMKM, sekaligus kerja sama yang solid untuk menjaga lingkungan dari Limbah Domestik.   

Hal ini juga saja sejalan dengan salah satu program CSR dari PT Elnusa Petrofin yang berfokus pada isu lingkungan yang berkaitan dengan peningkatan kebersihan dan penghijauan serta konservasi, seperti contohnya kegiatan aksi nyata Penanaman 1.000 bibit Pohon Trembesi di penjuru Indonesia serta dukungan perusahaan terhadap kelompok penghasil produk tas Recycle dari sampah plastik di Sibolga. Jadi mari kita bersinergi bersama mendukung program pelestarian lingkungan hidup mulai dari lapisan bawah yaitu komunitas masyarakat peduli lingkungan sampai dengan lembaga swasta komersial dan lembaga pemerintah sehingga tercipta kemajuan Indonesia secara ekonomi yang juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun