Pernah dengar desa jipang? Desa yang berada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Yang dimana dulu desa ini terkenal dengan nama Kerajaan Jipang-Panolan. Sejak tahun berdirinya 1345 menjadi Kerajaan dan dulunya adalah sebuah Kadipaten. Raja Jipang, Pangeran Raja Adipati (PRA) Kerajaan ini merupakan perkumpulan 'trah' Raja Adipati Jipang dan dipimpinnya. Untuk mewadahi trah itu mereka membentuk sebuah yayasan. Yayasan Keraton Jipang namanya.wilayah Kerajaan Jipang meliputi Kabupaten Blora, Pati Lasem Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro. Yang berdirinya sebagai kerajaan pada tahu 1345 dan menjadi runtuhnya kerjaan demak, dan Kerajaan Jipang terkenal dengan ketokohannya yaitu Aryo Penangsang dengan tunggangannya yaitu sebuah kuda hitam besar yang diberi nama Gagak Rimang. Pada tahun 1363 ada penyusuran Bengawan Solo oleh Raja Mataram Hayam Wuruk yang disana terdapat Prasasti Cagu. Dan pernah terjadi peperangan pada tahun 1543 yaitu antara Sutowijoyo dan Aryo Penangsang, yang terjadi di Bengawan Sore. Bengawan sore adalah sebuah bengawan perbatasan dan juga mengapa dinamakan Bengawan Sore karena air di bengawan sore itu hanya mengalir diwaktu sore saja jika dipagi siang atau malam tidak.Â
Nama Jipang, yang biasa disebut masyarakat dengan 'Jipang Panolan' adalah dua daerah yang berbeda. Desa Jipang menjadi bagian Kecamatan Cepu, sedangkan Desa Panolan masuk wilayah Kecamatan Kedungtuban. Keduanya bagian dari Kabupaten Blora.Setelah ditelusuri ternyata nama dari jipang ini sudah ada sejak raja hayan wuruk mataram yang sampai saat ini masih dengan ejaan yang sama yaitu JIPANG dan tidak mengalami perubahan. Dan adapula Prasasti Cagu yang tertulis tentang nama Jipang. Peninggalan sejarah atau petilasan yang ada berbentuk makam Gedong Ageng yang dulu merupakan bekas pemerintahan dan bandar perdagangan kadipaten Jipang, karena dekat bengawan Solo. Ditempat ini ditemukan Petilasan Siti Hinggil, Petilasan Semayam Kaputren, Petilasan Bengawan Sore, Petilasan Masjid dan makam kerabat Kerajaan pada dulu kala.
Disebelah Utara Gedong Ageng terdapat makam santri Songo, yang dikabarkan dulunya ada 9 santri yang menyampaikan suatu pesan namun dibunuh oleh prajurit jipang dikarenakan dicurigai sebagai Telik Sandi atau mata-mata pemerintahan Pajang. Jipang sampai saat ini memiliki tradisi sedekah bumi yang dari dulu masih berjalan sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan. Dan biasanya dilakukan dimakam Gedong Ageng, ada 3 acara manganan yaitu saat turun hujan pertama kali, saat habis tanam padi, dan saat habis panen. Didesa Jipang ini masi kental dengan kesenian seperti Wayang Kurcik, ketoprak dan lainnya.Â
Setiap pengunjung wisata sejarah Jipang harus sopan santun terutama saat masuk lingkup makam, karena hampir setiap wilayah memiliki blok atau letak (mungkin mitos agar menjaga benda cagar budaya). Ada beberapa objek wisata yang ada di Jipang untuk saat ini diantaranya adalah :
1. Dalem Ageng
  Sekarang Dalem Ageng ini menjadi Punden Desa Jipang serta makam umum.
2. Makam Santri Songo (9)
Dahulu merupakan Telik Sandi (Agen Rahasia) dari Pajang. Tugasnya menyelidiki kekuatan Tentara Jipang. Rahasia mereka diketahui oleh Sunan Kudus. Merekapun dibunuh oleh soreng-soreng (algojo), kemudian dimakamkam menjadi satu.
3. Siti Hinggil
Dataran tinggi yang terletak di sebelah utara jalan dan sebelah barat Dalem Ageng. Dahulu tempat ini digunakan untuk berdiskusi pada zaman Pemerintahan Adipati Aryo Penangsang.
4. Sawah Bonang Renteng
Dinamakan Bonang Renteng karena zaman dahulu perangkat Gamelan (bonangnya) masih rentengan.
5. Sawah Kandang Macan
Terletak di sebelah Utara Sawah Bonang Renteng. Tempat ini digunakan sebagai penjara bagi orang-orang yang dianggap bersalah pada zaman Pemerintahan Aryo Penangsang.Â
6. Sawah Padu
Terletak di sebelah utara Sawah Kandang Macan, digunakan untuk mengadili orang-orang yang dianggap bersalah pada zaman Pemerintahan Aryo Penangsang.
7. Sawah Cinde
Dahulu merupakan daerah Keputren, sekarang menjadi sawah bengkok Kepala Desa. Konon, zaman dahulu Bupati Blora tidak akan merasakan nikmatnya makanan sebelum merasakan nasi yang dipanen dari Sawah Cinde Jipang. Pelengkapnya harus makanan yang santannya dibuat dari kelapa yang diambil dari Dusun Guyung Desa Klagen Kecamatan Kedungtuban, lauknya daging kerbau dari Desa Mernung Kecamatan Cepu.Â
8. Sigit
Terletak di sebelah Barat Sawah Padu, dahulu merupakan wilayah masjid. Sekarang menjadi wilayah di Dusun Janar Desa Nglanjuk Kecamatan Cepu. Wilayah ini telah dihadiahkan oleh Bupati Blora kepada Keluarga Kyai Irsyad atas keberhasilannya menumpas bromocorah.
9. Bengawan Sore
Terletak di sebelah barat pintu masuk Desa Jipang.Â
10. Makam Raden Nganten
Terletak diujung kali Kecing sebelah Utara. Konon, Raden Nganten adalah Ajudan Aryo Penangsang. Uniknya, makam ini tidak pernah kebanjiran meskipun seluruh desa sedang mengalami banjir. Ada mitos seputar Makam Raden Nganten ini. Konon, apabila ada perahu yang hendak melewati makam ini, maka sebelumnya harus membuang nasi ke sungai. Bila tidak perahu tidak akan bisa jalan dan berhenti di tengah bengawan. Selain itu penumpang perahu juga harus melakukan Topo Bisu (tidak berbicara) sebelum melewati makam Raden Nganten ini.
Penulis : Rofida Anggun Wulandari (235221210) & Meita Kurniawati (235221217)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H