Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tenaga Kesehatan di Inggris Begitu, Kalau di Sini?

2 April 2016   13:15 Diperbarui: 2 April 2016   15:24 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Suatu hari, aku mendatangi seorang teman pengelola klinik swasta di Bogor untuk menanyakan kehidupannya sebagai pengelola klinik. Setelah beberapa bulan bekerja sebagai apoteker di klinik, aku punya keinginan juga untuk bisa menjadi pengelola klinik makanya aku menyambangi seorang kawan untuk bisa mengambil ilmu darinya.

“Sibuk Mei.” Jawabnya singkat.

“Gedegnya gue, kalo dokter gak masuk, trus gue harus cari dokter pengganti. Gue netepin uang duduk buat dokter itu, seratus ribu. Kalau pasien lebih dari 20 orang, ntar dia dapat uang lebih. Gak ada yang mau coba?” kata dia. “Baru deh, gue kasih 150 ribu ada yang mau. Itu juga setengah mati nyarinya. Ah, dokter ni, pelayanan apaan coba?”

“Omset klinik ini berapa emang?” tanyaku.

“Tujuh puluh sampe delapan puluh jutaan lah.” Jawabnya.

“Trus yang lo dapet bersih dari duit sekian itu berapa?” tanyaku.

“Bersih banget? Setelah dikurangi gaji, obat, barang habis pakai, dan penyusutan-penyusutan? Dua puluh sampai tiga puluh jutaan.” Jawabnya.

“Kebanyakan.” Komentarku pendek.

“Wajar dong, Mei gue ambil segitu…” katanya membela diri lalu memaparkan analisisnya sebelum aku potong.

“Kalo kamu aja bisa ambil segitu tiap bulannya, harusnya kamu gak keberatan untuk membayar doktermu lebih tinggi. Klinik ini bisa jalan kalau ada dokternya lho…” kataku. “Gak ada apotekernya gak apalah. Toh kalian bisa ngerjain pekerjaan farmasi. Tapi kalau dokter itu gak bisa diganti sembarang orang kan posisinya?”

“Ya tapi kan Mei…” orang itu masih mencoba membela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun