Â
Demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai kota. Secara umum, masyarakat memiliki 7 tuntutan pada pemerintah. Beberapa di antaranya adalah menolak RUU RKUHP, RUU Pertambangan dan minerba, RUU pertanahan, dan RUU lain yang bermasalah. Selain itu, ada pula permintaan untuk menghentikan kriminalisasi aktivis dan meminta pemerintah untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM.
Pemerintah kemudian menunda beberapa RUU yang ditolak oleh pendemo tersebut. Namun aksi massa terus berlangsung karena masih ada tuntutan lain yang belum dipenuhi termasuk pembatalan UU KPK yang baru disahkan beberapa waktu lalu. Presiden sedang mempertimbangkan mengeluarkan Perpu untuk pembatalan UU KPK ini namun orang-orang parlemen secara terang-terangan menolaknya.
Kejadian-kejadian beberapa hari belakangan ini, mengingatkanku pada sebuah novel yang diterbitkan oleh Buku Mojok pada bulan September 2018 lalu. Akan aku ceritakan secara singkat kisahnya dari novel berjudul Hotel Royal Costanza ini.
Hotel Royal Costanza, icon dari negara Costanza, dibajak oleh kelompok CUM (Costanza Unionist Movement), sebuah kelompok pemberontak pemerintah yang menginginkan Costanza bergabung dengan Italia. Costanza adalah sebuah negara persemakmuran Inggris yang terletak di benua Eropa. Sebelum menjadi jajahan Inggris pada perang dunia kedua, Costanza adalah bagian dari wilayah Italia yang kemudian direbut oleh Inggris. Saat ini, masyarakatnya sedang dihadapkan dalam 2 isu. Menjadi negara persemakmuran Inggris atau kembali menjadi bagian dari negara Italia.
Sugeng Prayitno, seorang jurnalis RNN (Radio Nieuws Netwerk) asal Indonesia, menjadi sandera dalam kejadian itu bersama dengan seorang penyanyi Irlandia bernama Aidan dan seorang penyanyi Italia bernama Luce.
Pemerintah Costanza tentu saja tidak mengabulkan permintaan kelompok CUM. Mereka kemudian mengirimkan tentara untuk membekukan kelompok CUM. Dalam baku hantam yang terjadi, tentara Costanza menang dan berhasil melumpuhkan kelompok CUM. Sayangnya, dalam kejadian itu Sugeng dan 6 orang sandera tewas terbunuh.
Bagian yang paling menarik dari cerita ini menurutku adalah ketika Sugeng dibunuh oleh pimpinan tentara Costanza. Sandera yang seharusnya ditolong oleh tentara ini malah ditembak tepat pada jantungnya. Tentara ingin menunjukkan pada pemberontak bahwa mereka bisa berlaku tegas dalam kondisi apapum. Ketika Aidan dan Luce meminta pemerintah untuk mengusut kematian Sugeng, pihak Costanza tampak tidak peduli. Yang ada, mereka malah memfitnah Sugeng dengan rumor pemerasan terhadap pemberontak.
Costanza adalah negara yang rumit. Penuh intrik politik dan militer. Belum lagi sumber daya alamnya yang dikuasai oleh perusahaan swasta yang hanya memberikan 10% hasil eksplorasinya untuk negara. Sehingga, nampaknya akan sulit bagi Luce dan Aidan mencari keadilan untuk Sugeng.
Kutipan yang paling menarik dari buku ini adalah:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!