Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat rendah. Kelebihan jumlah vitamin C yang kita konsumsi akan dibuang oleh tubuh melalui ginjal.
Apakah itu masalah? Bukankah tidak apa-apa? Toh sisa yang tidak digunakannya dibuang kan?
Proses pembuangan vitamin C dari dalam tubuh tidak sama dengan proses pembuangan sampah dari rumah kita, Sayang. Proses pembuangan vitamin dari dalam tubuh akan mempengaruhi performa ginjal kita.
Sebuah penelitian yang diinisiasi oleh The National Institutes of Health menyatakan bahwa mengonsumsi lebih dari 2000 mg vitamin C dalam sehari bisa menyebabkan kita mengalami batu ginjal. Mengerikan? Ya memang. Sesuatu yang berlebihan itu tidak pernah baik.
Sebetulnya, kalau kita menerapkan pola diet gizi seimbang, kita tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin. Buah dan sayuran segar merupakan sumber vitamin C terbaik. Sebutir jeruk saja bisa mengandung sampai 70 mg vitamin C. Paprika merah, bisa mengandung 95 mg vitamin C. Jadi, kalau kita makan siang dengan capcay, kebutuhan vitamin C kita akan cukup terpenuhi.
Kalau kebutuhan vitamin C kita bisa terpenuhi dengan makanan yang kita konsumsi, apakah kita masih perlu mengonsumsi tambahan vitamin C saat kita sakit?
Menurutku, ini tergantung dari bagaimana kondisi kita saat sedang sakit. Kalau aku sendiri, ketika sedang sakit, biasanya nafsu makan turun dengan drastis. Orang yang sedang tidak enak makan jelas tidak akan menjadikan sayur-sayuran sebagai pilihan makanannya. Untuk itu aku perlu suplemen ini dengan memilih dosis yang cukup. Tidak yang terlalu tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H