2
Minggu lalu, aku dan seorang teman berdiskusi tentang dosis penggunaan vitamin C untuk manusia dewasa. Menurut permenkes 75 tahun 2013, kebutuhan vitamin C orang dewasa adalah 75-90 mg perhari. Tidak sampai 100 mg perhari.
Lalu mengapa kebanyakan vitamin C yang dijual di pasaran mencapai ratusan mg untuk sekali minumnya? Bahkan ada yang mencapai angka 1000 mg (aku tidak perlu menyebutkan merknya kan ya? Kalian bisa mengamati di iklan atau di obat-obatan yang dipampang di apotek).
Apakah ini hanya ada di Indonesia atau di luar negeri industri farmasi menjual vitamin C dengan dosis yang sangat tinggi juga? Pertanyaan itu segera terlupakan dengan tugas kami masing-masing. Namun kemudian teringat lagi ketika aku menemukan sebuah artikel yang menarik.
Kemarin, aku membaca sebuah artikel di vox.com. Artikel itu berjudul "How Linus Pauling duped America into believing vitamin C cures colds". Secara singkat, artikel tersebut menjelaskan bahwa di Amerika, orang mulai mengonsumsi vitamin C dosis tinggi sejak Linus Pauling, seorang ilmuwan peraih nobel, mempublikasikan buku berjudul Vitamin C and the Common Cold tahun 1970.
Dalam buku itu, Pauling menyarankan orang-orang Amerika untuk mengonsumsi vitamin C sebanyak 3000 mg sehari. Sebab, ketika Pauling mengonsumsi vitamin C sebanyak 3.000 mg sehari dia merasa lebih sehat dan lebih segar. Pauling juga mengatajan bahwa orang yang mengonsumsi vitamin C dosis tinggi dapat memperpanjang usia mereka sampai 30 tahun dan bebas penyakit.
Tahun 1971, setahun sejak dirilisnya buku itu, penjualan vitamin C di Amerika meningkat 10 kali lipat. Bukan hanya jumlahnya, tapi juga dosisnya. Sebelum diterbitkannya buku Vitamin C and the Common Cold, sediaan vitamin C yang banyak dibeli orang adalah yang 100 mg. Setelahnya, orang membeli yang dosisnya 250 mg sampai 500 mg.
Itukan di Amerika. Bagaimana dengan di Indonesia?
Menurutku, di Indonesia, industri membuat sediaan vitamin C dengan dosis ratusan mg karena mereka berkiblat ke Amerika. Hampir 5 tahun aku belajar di fakultas farmasi, kebanyakan referensi yang aku baca pun dari sana. Ini tidak aneh. Apalagi yang namanya industri kan ya, pasti bakal memanfaatkan referensi-referensi yang menjual dagangan mereka.
Perkembangan selanjutnya, tahun 2013 journal review dari Cochrane menyatakan bahwa, vitamin C dosis tinggi tidak membantu kita mencegah penyakit apapun.
Teman-teman ingatkan pelajaran biologi saat di bangku sekolah?