Seperti juga tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Bekasi menggelar 'panggung hiburan' dalam 'memeriahkan' Hari Buruh Internasional yang jatuh pada hari ini, 1 Mei 2019. Selain panggung yang akan diisi oleh artis-artis ibukota, dalam rangkaian acara bertajuk "Mayday is a Creative Day: Hari Buruh 2019 Tingkat Kabupaten Bekasi" ini juga diadakan pembuatan SIM gratis, layanan pertanahan, pembuatan SKCK, pengobatan gratis, wahana anak, dan bazar kuliner.
Sebagai seorang buruh, aku sebetulnya memandang 'B: biasa' aja (untuk tidak menyebutnya rendah) acara yang diselenggarakan di Central Park Maeikarta. Dari tahun ke tahun, Hari Buruh selalu diisi dengan demonstrasi menyuarakan tuntutan pekerja. Tahun ini, (diambil dari tempo.co) tuntutan yang ingin disampaikan pada pemerintah dan pengusaha adalah menolak upah murah, penghapusan sistem outsourcing, mendesak manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun ditingkatkan, mendesak TDL dan harga sembako diturunkan, serta mendesak pendapatan guru, tenaga honorer, dan pengendara ojek daring ditingkatkan. Para buruh memiliki tuntutan ini. Namun yang dilakukan oleh pemerintah adalah menggelar panggung hiburan. Ini tidak menyelesaikan masalah.
Dikutip dari wartakota.tribunnews.com, Obon Tabroni, Presiden Fererasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, menyatakan bahwa walaupun banyak kegiatan yang menggiurkan di Kabupaten Bekasi, dia dan rekan-rekannya akan ikut aksi unjuk rasa di DKI Jakarta hari ini. Beliau merasa banyak persoalan kaum buruh yang belum terselesaikan sehingga mereka tetap harus berangkat ke Jakarta.
Di tempat lain, seperti yang ditulis oleh tempo.co, Presiden Jokowi meminta para buruh bisa meningkatkan produktivitas melalui reskilling dan upskilling. Bila produksi bisa meningkat, perusahaan akan mampu membayar gaji karyawan lebih tinggi.
Saat bekerja di rumah sakit sebagai apoteker pendamping di rawat jalan, aku sering dibuat kesal oleh asisten apoteker yang ternyata tidak memiliki kompetensi untuk bekerja. Belum lagi mereka yang sering tidak masuk dengan berbagai alasan. Namun itu bukan alasan untuk mengabaikan tuntutan pekerja atau mengalihkan tuntutan mereka dengan panggung hiburan. Hal seperti ini perlu dibicarakan dengan lebih mendalam antara pengusaha, pemerintah, dan perwakilan buruh.
Sebagai daerah industri yang besar, seharusnya pemerintah Kabupaten Bekasi bisa mengayomi seluruh pihak yang terlibat dalam industri: pengusaha dan karyawannya. Daripada membuat panggung hiburan dengan doorprize sebuah mobil, bukankah lebih bijaksana bila di Hari Buruh pemerintah membuka forum dialog terbuka antara pengusaha dan karyawan. Forum dimana semua pihak bisa mengutarakan tuntutan dan harapannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H