Cerita bersambung ini diadaptasi dari naskah pertunjukan Agus Noor berjudul Hakim Sarmin
Sekertaris Pak Wali kota sedang menyelesaikan laporan di mejanya yang terletak di depan pintu ruangan Pak Wali kota ketika Pak Wali kota membuka pintu ruangannya dengan muka membiru dan nafas terengah-engah. Dengan sigap sekertaris wali kota berlari menghampiri Pak Wali kota. Sekertaris membungkuk dan menopang tubuh Pak Wali kota yang terus menunduk.
"Anda baik-baik saja, Pak Wali kota?" tanya sekertaris.
Saat itu, Pak Panjaitan datang dan langsung menghampiri mereka berdua.
"Anda tidak apa-apa, Pak?" tanya Pak Panjaitan khawatir.
"Sepertinya asmaku kambuh..." jawab Pak Wali kota dengan nafas putus-putus.
Pak Panjaitan kemudian membantu sekertaris untuk mendudukkan Pak Wali kota di sofa. Sekertaris menyeka keringat Pak Wali kota yang membasahi dahi dan wajahnya.
"Anda sudah minum obat, Pak Wali kota?" tanya sekertaris.
Pak Wali kota menggeleng lemah. Sekertaris menghembuskan nafas. Ia hendak beranjak mengambil obat milik pak wali kota sebelum Pak Panjaitan memegang tangannya.
"Biar aku saja," kata Pak Panjaitan beranjak ke meja Pak Wali kota.