Saat berselancar di internet, secara tidak sengaja aku menemukan orang yang mengunggah perbandingan informasi nilai gizi susu rasa strawberry dan susu rendah lemak. Tidak ada yang istimewa, sih. Kandungan lemak dalam susu rendah lemak jauh lebih sedikit --ya pasti, donk, ini susu rendah lemak, remember?
Dalam Perka BPOM no.13 tahun 2016 tentang Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan, disebutkan bahwa suatu produk bisa dikatakan rendah lemak bila jumlah lemak yang terkandung dalam produk tersebut maksimal 1,5 gram per 100 ml (3 gram per 200 ml). Susu rendah lemak ini mengandung 2,5 gram lemak per 200 ml. Artinya, ini masih sesuai dengan aturan yang ada.
Kalau sebuah produk makanan lemaknya dihilangkan, rasanya akan hambar. Konsumen jarang ada yang membeli makanan yang tidak enak walaupun sehat. Solusinya, perusahaan akan menambahkan kandungan gula atau karbohidratnya.
Lah, kalau kandungan karbohidratnya ditambah, jatuhnya sama aja nggak sehat donk?
Well, buku tentang "Low Fat" yang aku baca itu terbitan New York. Mungkin di Amerika sana, itu yang terjadi. Lemak diganti dengan gula. Namun, ada yang menarik dari susu rendah lemak ini. Kandungan natriumnya jauh lebih banyak daripada susu rasa strawberry.
Nampaknya, supaya rasa dari susu rendah lemak ini bisa diterima rasanya, perusahaan menambahkan cukup banyak garam dalam produknya. Ini bukannya tidak apa-apa.Â
Aku rasa, orang minum susu rendah lemak bukan semata-mata untuk kurus. Namun juga untuk menjaga kesehatan salah satunya jantung. Sayangnya, asupan natrium yang tinggi bisa menyebabkan kita terserang darah tinggi yang efeknya bisa berimbas ke jantung.
Tapi tenang, asupan natrium ketika kita meminum susu rendah lemak (terutama merk ini) 'hanyalah' 120 mg/ 200 ml. Sedangkan asupan natrium yang dianjurkan oleh American College of Cardiology tahun 2017 adalah kurang dari 1500 mg per hari. Asal kemudian setelah minum susu rendah lemak kita tidak memakan keripik singkong sekilo, aku rasa angka ini masih aman.