"Mama, ih, Eneng udah bilang kalo suruh bawa susu. Jadi kan Eneng ditegur sama Bu Guru," teriak seorang gadis berseragam putih merah di pelataran rumahnya, yang persis bersebelahan dengan rumahku.
Aku yang saat itu sedang duduk-duduk di teras rumah langsung menengok ke rumah sebelah.
"Ya tapi kan kamu nggak bisa minum susu, Eneng," tegas mamanya. "Nanti alergi kamu kambuh, mau kamu gatal-gatal?"
"Eneng dibilang nggak dengerin kata Bu Guru," ujar gadis itu lagi. Sekarang sambil sesenggukan.
"Sudah, ah diam. Jangan nangis. Besok mama bilang sama Bu Guru," kata mamanya sambil masuk ke dalam rumah.
***
Sore harinya, saat aku sedang mengangkat jemuranku di halaman depan, tetanggaku tadi mendatangiku. Dia menceritakan keributannya dengan anaknya tadi.
"Iya sih benar, makan tuh harus 4 sehat 5 sempurna. Minumnya pakai susu. Tapi kalau kayak anak saya yang alergi susu, harus bawa susu juga? Yang mau minum siapa? Gurunya?" kata tetanggaku.
Aku mengangkat bahu.
"Tapi, Teh, kayaknya sekarang 4 sehat 5 sempurna itu bukan pakai susu deh minumnya," kataku.
"Oh ya? Terus apa?" tanya tetanggaku.