"Hari ini kan dimulai pekan menyusui sedunia," kata suamiku saat sarapan.
Saat itu, dia sedang bercerita tentang artikel yang dia baca di internet. Aku mendengarkannya sambil menganggukkan kepala.
"Ngomongin ASI aku jadi ingat Ovi," kataku sambil menatap tembok di belakang suamiku.
"Kasian yah?" kata suamiku sambil menatapku agak lama.
Aku mengangguk. Kami menghabiskan sisa makan pagi kami tanpa kata.
***
Ovi adalah anak dari kenalan kami. Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta dan ibunya bekerja sebagai analis keuangan. Setelah melahirkan Ovi, air susu ibunya tidak keluar dengan cukup.Â
Pekerjaan Ibu Ovi sebagai analis keuangan sepertinya menyita cukup banyak energinya sehingga dia mengalami stres yang berpengaruh pada air susunya.
Ayah Ovi menginginkan Ovi mendapatkan ASI eksklusif dan tidak bisa menerima kondisi Ibu Ovi. Ayah Ovi jadi sering memarahi Ovi.Â
Suamiku pernah menegurnya ketika Ayah Ovi kelepasan membentak istrinya di depan kami. Ayah Ovi berdalih, dia memarahi Ibu Ovi untuk memotivasinya supaya ASI-nya keluar.
Sepertinya, Ayah Ovi tidak sadar kalau perbuatannya malah membuat Ibu Ovi lebih stres dan malah menyumbat keluarnya ASI. Ibu Ovi kemudian memutuskan memberikan susu formula pada Ovi untuk memenuhi kebutuhan gizinya.Â