Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung | Kembali ke Bekasi 2033 (1)

24 Juli 2018   09:53 Diperbarui: 24 Juli 2018   10:13 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://progresnews.com

 Pada tahun1997, sebagian wilayah Bekasi memisahkan diri dari 'induknya'. Wilayah baru itu membentuk dan menamai diri sebagai wilayah administrasi Kota Bekasi. Pada akhir tahun 2018, sebelum Sophia meninggalkan kota Bekasi, ada desas desus keinginan 5 kecamatan di Kabupaten Bekasi bagian utara, yaitu Muara Gembong, Tarumajaya, Babelan, Sukawangi, dan Cabang Bungin, memisahkan diri untuk membentuk kabupaten tersendiri. Himpunan terbesar untuk keinginan ini adalah Aliansi Pembentukan Kabupaten Bekasi Utara.

Pangkal masalahnya, orang-orang sadar betul bila kawasan di Kabupaten Bekasi bagian utara memiliki sumber daya alam yang potensial. Namun masih banyak warga kawasan itu yang hidup miskin. Selain itu, sarana dan prasarana nampak tidak diperhatikan. Salah satu contohnya ya Jalan Raya Babelan itu. Truk-truk milik Pertamina dan perusahaan yang ada di kawasan Kabupaten Bekasi bagian utara setiap hari melewati Jalan Raya Babelan yang sempit dan membuat jalanan itu rusak. 

Pada tahun 2017, warga kecamatan Babelan yang diwakili oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia kecamatan Babelan menyurati dinas Pekerja Umum (PU) namun dinas PU meminta mereka untuk protes ke perusahaan yang truknya melewati Jalan Raya Babelan. Ketika mereka berkomunikasi dengan perusahaan, perusahaan lepas tangan karena sudah mendapat izin dari pemerintah.

Belum lagi, air laut yang sempat pasang hingga jauh ke pemukiman warga di Kecamatan Muara Gembong. Warga yang merasa terancam kemudian meninggalkan rumahnya dan pindah ke daerah lain. Rumah ditinggalkan begitu saja tanpa kompensasi dari pemerintah. Warga memberi nilai F untuk pemerintahan kabupaten karena hak-haknya merasa diabaikan. Akhirnya, kelompok pemuda ini mengerahkan massa untuk bisa melangsungkan pemekaran.

Sophia pernah bertemu dengan pemuda dari Aliansi Pembentukan Kabupaten Bekasi Utara di rumah Anggi. Saat itu mereka ingin mendengar saran dari Hendra tentang langkah gerakan mereka. Hendra mengajak Sophia untuk menyimak pembicaraan itu. Ketika mereka membicarakan tentang sedikitnya orang daerah yang terserap oleh Pertamina dan perusahaan lain, Sophia gatal untuk tidak menyampaikan pendapatnya.

"Jadi kalian mau orang-orang yang tinggal disini bisa kerja di Pertamina dan perusahaan yang berdiri di sini?" tanya Sophia.

"Iya, Mbak," jawab seorang pemuda yang bertubuh jangkung. "Makanya salah satu tujuan kenapa Kabupaten Bekasi Utara harus pisah dari Kabupaten Bekasi, supaya kita bisa bikin kebijakan yang mengharuskan warga sekitar dapat pekerjaan di perusahaan yang berdiri di wilayah ini."

"Kalian tau gak kualifikasi yang dibutuhkan untuk bekerja di perusahaan tambang? Pertamina, misalnya," tanya Sophia. "Emang gak semua orang lho bisa kerja di perusahaan tambang. Mesin-mesin mereka butuh orang yang berkemampuan khusus untuk mengoperasikannya. Apakah menurut kalian orang sini ada yang bisa?"

Orang-orang itu kemudian terdiam.

"Oke lah masalah pekerjaan, itu urusannya perusahaan penerima kerja," kata pemuda lain yang berkacamata. "Lima kecamatan yang ada di kawasan Bekasi bagian utara ini gak diperhatikan sama pemerintah. Jalanan rusak didiemin aja. Ada warga kelaparan gak diurusin. Dan di Muara Gembong sini, orang-orang tempat tinggalnya jadi laut tapi pemerintah gak mau peduli."

"Kalian yakin kalo 5 kecamatan ini jadi kabupaten sendiri warga bisa sejahtera?" tanya Sophia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun