"Dan berkantor di Kabupaten Bekasi Utara," tambah Anggi.
"Bekasi Utara gak jadi tenggelam?" tanya Marchel yang sejak tadi terdiam.
"Kamu kok gitu sih ngomongnya?" Anggi mencibir. "Ya beberapa daerah pesisir memang tidak terselamatkan dari abrasi. Tapi sejak Pertamina terbuka tentang potensi tambang minyak dan batubara yang ada di daerah Muara Gembong dan Babelan, praktis mereka melakukan upaya untuk penyelamatan daerah pesisir. Salah duanya, membuat pemecah ombak dan menanam bakau. Kemudian di sana ada Pulau Harapan yang membuka lowongan pekerjaan baru."Â
"Boleh juga," komentar Sophia. "Banyak orang sini yang kerja di Pulau Harapan?"
"Ya, sesuai supply and demand aja sih," kata Anggi. "Orang sini udah banyak yang berpendidikan tinggi jadi ada ajalah yang kualifikasinya sesuai sama lowongan pekerjaan yang ada. Yang enggak memenuhi kualifikasi ya gak bisa diterima. Ya kali. Tapi kalau untuk pekerjaan-pekerjaan yang gak butuh ketrampilan khusus, mereka harus nerima orang sini."
"Contoh pekerjaan yang gak butuh ketrampilan khusus apa, Mbak?" tanya Marchel. "Cleaning Service sama office boy kan udah gak ada lagi. Diganti sama robot-robotan. Emang di sini masih pake jasa orang?"
"Jadi bosnya robot-robot itu, lah, Chel," jawab Anggi. "Emang robot-robot itu gak butuh komando dan disetel?"
Marchel hanya mengangguk-angguk.Â
"Gue gak ngira lo bakat jadi peramal," kata Hendra. "Banyak omongan lo yang kejadian. Tentang jalanan di sini, tentang reklamasi, dan semuanya adalah tentang Kabupaten Bekasi Utara."
Sophia mengibaskan rambut panjangnya sambil tertawa.
"Lo cuma butuh banyak baca koran sama novel science fiction atau novel thriller. Di dunia ini gak ada yang baru, kali. Semua yang terjadi hanya lah pengulangan-pengulangan semata," kata Sophia.