Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Es Matcha Latte yang Selalu di Hati

1 Juni 2018   19:55 Diperbarui: 1 Juni 2018   20:04 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, matcha, atau yang bisa disebut dengan teh hijau, sempat menjadi primadona. Tentu ini sebelum thai tea dan es kepal ada di puncak popularitasnya. Entah bermula dari mana, teh hijau yang memang populer di Jepang bisa membuat demam juga di sini.

Jenis teh ini, dinilai banyak orang memiliki banyak manfaat. Menjaga kesehatan kulit, menjaga berat badan, menjaga tekanan darah, dan mengurangi resiko kanker adalah beberapa di antaranya. Selain itu, teh hijau juga dapat memberikan perasaan tenang dan rileks. Pernah melihat iklan teh hijau? Di iklan, saat kita minum teh hijau, walaupun udara di luar panas membara namun setelah minum teh hijau akan muncul bunga-bunga dan udara segar. Ya, seperti itulah gambarannya.

Pertama kali aku minum matcha adalah ketika makan di sebuah restoran Jepang. Dalam paket makanan yang aku pesan, minumannya adalah teh hijau. Minuman ini tidak bisa diganti dengan minuman lainnya dengan cuma-cuma.

Saat itu, aku tidak menikmati minum teh hijau. Rasanya yang getir dan cenderung pahit tidak nyaman dengan lidahku yang menyukai minuman manis. Hingga beberapa waktu, aku berkesimpulan bahwa aku tidak menyukai teh hijau sampai pada suatu hari.

Hari itu, kakak sepupuku membelikanku es matcha latte di sebuah kedai minuman yang cukup terkenal. Aku tadinya mengeluh panjang. Matcha kan rasanya kayak gitu. Namun karena sudah terlanjur dibelikan, aku terpaksa meminumnya juga. Ternyata, rasanya tidak sama dengan matcha yang ada di paket makanan Jepang.

Es matcha latte ini rasanya manis. Ada getir dan pahit khas teh memang, namun tidak mengganggu. Malah membuat semarak rasanya. Aku langsung menyukainya.

Saat matcha mencapai puncak popularitasnya, hampir semua minuman ada varian matchanya. Bubble drink rasa matcha, matcha milk tea, bahkan, jenis minuman hits sekarang seperti thai tea dan es kepal pun memiliki varian matcha.

Namun seperti cinta pertama yang sulit dilupakan, es matcha latte yang pertama kali aku coba adalah matcha favoritku. Aku bahkan beberapa kali mencoba resep yang ada di internet untuk membuatnya.

Salah satu resep yang aku anggap sukses adalah resep dari vemale.com. Cara membuatnya, pertama mencampur 2 sendok teh matcha dengan 2 sendok makan air panas. Setelah matcha larut, tambahkan 4 sendok teh gula pasir dan diaduk hingga larut. Selanjutnya, kocok 240 cc susu fullcream cair dengan blender atau frother hingga berbuih. Tuang susu dalam larutan matcha dan tambahkan es batu.

Es matcha latte sangat segar diminum pada saat buka puasa dan dapat mengembalikan energi kita yang hilang setelah seharian berpuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun