Mohon tunggu...
Meita Janiarti
Meita Janiarti Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis

Pengembangan diri adalah perjalanan yang tak pernah berakhir, setiap langkah kecil membawa lebih dekat kepada versi terbaik diri kita

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memulai Kuliah di UIN Sunan Kalijaga: Kisah Seorang Anak Rantau dari Pulau Bangka

5 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 5 Juli 2024   14:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Yogyakarta, 2002 -- Perjalanan akademik saya dimulai ketika menginjakkan kaki di UIN Sunan Kalijaga, mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di Fakultas Dakwah. Sebagai anak rantau dari Pulau Bangka, pengalaman ini terasa sedikit asing namun penuh semangat.

Saat tiba di kampus, saya disambut oleh suasana sibuk para mahasiswa yang hilir mudik. Mereka sibuk menuju kelas, masjid kampus, perpustakaan, atau kantin untuk mengisi perut. Dalam keramaian itu, saya merasa sedikit canggung namun tetap semangat, menggenggam erat tangan seorang teman yang bersama-sama mendaftar kuliah di sini. Kami sebelumnya menempuh pendidikan D1 di El-Rahma, lembaga kursus komputer yang mengajarkan kami dasar-dasar teknologi yang kala itu masih sangat langka.

Langkah kaki kami membawa ke tempat pendaftaran kuliah. Setelah menemukan lokasi yang dituju, kami mengisi formulir pendaftaran dengan berbagai informasi pribadi dan riwayat pendidikan. Meski sudah mempersiapkan diri, saya sempat bingung saat harus memilih jurusan yang akan saya ambil. Minat saya terbagi antara psikologi, yang menarik karena ketertarikan pada perilaku manusia, dan komunikasi, bidang yang ingin saya dalami untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang selama ini terasa kurang. Karena jurusan Psikologi tidak ada dikampus ini maka saya mantap untuk memilih jurusan KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM.

Perjuangan Awal di Kampus Baru

Masuk ke dunia akademik yang baru ini bukan hal mudah. Saya yang pendiam dan kurang pandai berkomunikasi merasa perlu banyak belajar. Dalam lingkungan akademis ini, saya mulai belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, berargumentasi, dan menyampaikan pendapat dengan lebih percaya diri.

Melalui mata kuliah di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, saya menemukan bahwa komunikasi bukan sekadar berbicara, tetapi juga mendengarkan dan memahami orang lain. Ini menjadi bekal penting dalam kehidupan saya, baik secara profesional maupun personal.

Tantangan Sebagai Jurnalis Introvert

Menjadi jurnalis dengan kepribadian introvert tentu memiliki tantangan tersendiri. Interaksi sosial yang intens, kebutuhan untuk selalu berkomunikasi dengan banyak orang, dan tuntutan untuk bisa menyampaikan berita dengan jelas dan menarik sering kali membuat saya harus keluar dari zona nyaman. Namun, tantangan ini justru menjadi pendorong untuk terus belajar dan berkembang.

Perjalanan saya di UIN Sunan Kalijaga adalah awal dari banyak pembelajaran dan pengalaman berharga. Dari seorang anak pendiam yang kurang percaya diri, saya tumbuh menjadi pribadi yang sedikit lebih terbuka dan mampu berkomunikasi dengan lebih baik. Ini semua berkat dukungan dari lingkungan kampus dan keinginan untuk terus belajar dan berkembang.

Melalui blog ini, saya berharap bisa berbagi pengalaman dan inspirasi bagi para pembaca, terutama mereka yang mungkin mengalami tantangan serupa. Setiap langkah kecil menuju perubahan adalah awal dari sesuatu yang besar. Semangat untuk terus belajar dan berkembang adalah kunci untuk meraih impian dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun