Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berita Silam

30 Maret 2020   20:36 Diperbarui: 30 Maret 2020   20:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia perekam jejak
Datang dan pergi
Pada malam-malam purba
Kadang alpa cerita

Ia mendaur kisah-kisah usang
Yang dicinta dan dibenci
Seperti tamu, singgah tak kembali

Ia menjadi sebab
Risalah kota-kota
Sedih dan gembira
Bagai kedip lampion, redup dan nyala

Sejarah tak pernah menutup mata
Yang tersembunyi
Terkuak tiba-tiba
Yang rahasia, penyempurna fakta

Setiap yang disesali
Bukan ketaksengajaan
Yang tumbuh apa yang ditanam

Ia kerap jadi pembeda
Meski sering mengulang kenang
Kepada yang dekat
Pun yang terlupakan

Madura, 30 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun