Mohon tunggu...
Meisya Widya Putri
Meisya Widya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Seseorang dengan kepribadian INFP. Senang menulis, menyanyi, dan berwisata.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkarir Sebagai Dokter Hewan: Mengapa Tidak?

7 Januari 2025   20:18 Diperbarui: 8 Januari 2025   00:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto RSHP UNAIR (Sumber: Dok. Pribadi)

Bekerja dengan pasien-pasien menggemaskan terlihat mengasyikkan, bukan? Atau mendiagnosis penyakit serta menyembuhkan pasien tanpa berkomunikasi dengan pasien, ajaib bukan? Seorang dokter hewan tidak  hanya sekadar menyembuhkan hewan kesayangan, dokter hewan memiliki  banyak peranan penting dalam pencegahan penyakit yang menular dari hewan ke manusia (zoonosis), perlindungan satwa liar, hingga penjagaan kualitas sumber pangan protein hewani bagi masyarakat luas. Namun, profesi dokter hewan masih menjadi profesi yang dianggap remeh oleh sebagian masyarakat karena eksistensinya dianggap tidak sepenting layaknya seorang dokter umum yang dapat mengobati manusia. Faktanya berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Indonesia memiliki sekitar 15.000 dokter hewan, tetapi diperlukan sekitar 50.000 dokter hewan untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia dari tingkat kabupaten hingga nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat memerlukan sumber daya  profesi dokter hewan terutama untuk menunjang pemerataan akses kesehatan hewan di seluruh wilayah Indonesia.

Kebutuhan akan sumber daya profesi dokter hewan tentunya akan membuka peluang besar  bagi mereka yang ingin berkontribusi pada bidang veteriner. Profesi dokter hewan kini mulai diminati oleh para generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena mengetahui bahwa profesi veteriner ini sebenarnya cukup menjanjikan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesejahteraan hewan. Di tahun 2024 ini, telah terdapat 13 Perguruan Tinggi di Indonesia yang menyediakan program studi kedokteran hewan dengan fasilitas yang cukup mumpuni. Berikut beberapa alasan mengapa profesi dokter hewan dapat menjadi pilihan yang tepat di masa depan:

1. Lulusannya masih sangat dibutuhkan

Seiring berjalannya waktu, perkembangan sektor peternakan dan peningkatan minat masyarakat untuk memelihara hewan semakin tinggi. Hal ini tentunya diikuti dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan kesejahteraan hewan yang memicu permintaan akan tenaga profesional di bidang kedokteran hewan semakin meningkat. Sementara itu, data PDHI menunjukkan bahwa jumlah dokter hewan di Indonesia belum mencapai setengah dari jumlah yang diperlukan. Banyak orang berpikir bahwa seorang dokter hewan hanya berperan menyembuhkan kucing, anjing, dan hewan lainnya tanpa ada kaitannya dengan manusia. Padahal, dokter hewan berperan penting untuk mencegah hewan menularkan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis) seperti Rabies, Monkeypox, Toxoplasmosis, dsb. Oleh karena itu, bagi pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi, kedokteran hewan dapat menjadi salah satu opsi yang tepat karena profesi dokter hewan masih sangat dibutuhkan.

2. Majunya fasilitas pembelajaran calon dokter hewan di Perguruan Tinggi

Sarana dan prasarana menjadi salah satu fasilitas penunjang pembelajaran yang penting dalam mendukung berjalannya proses pembelajaran di kampus. Salah satu fasilitas penting yang menunjang proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Hewan ialah keberadaan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP). RSHP menjadi fasilitas utama yang penting karena mendukung para mahasiswa kedokteran hewan berkesempatan untuk menerapkan praktik secara klinis dari teori-teori yang telah dipelajari selama masa pre-klinik. Tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, kehadiran RSHP turut mendukung akses layanan kesehatan hewan yang baik dan berkualitas dengan fasilitas yang lengkap mulai dari layanan rawat jalan, rawat inap, poliklinik, instalasi bedah,  Radiologi, Ultrasonografi, Farmasi, dan Hematologi.

Foto RSHP Prof. Soeparwi UGM (Sumber: Dok. Pribadi)
Foto RSHP Prof. Soeparwi UGM (Sumber: Dok. Pribadi)

3. Peluang masuk PTN yang tinggi dan Biaya Pendidikan Terjangkau 

Meskipun terjadi peningkatan peminat pada seleksi masuk perguruan tinggi, peluang para siswa untuk dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri dengan program studi Kedokteran Hewan lebih tinggi dibandingkan dengan prodi Kedokteran ataupun Kedokteran Gigi. Berdasarkan data keketatan program studi yang dirilis di laman Universitas Airlangga tahun 2023, prodi Kedokteran dan Kedokteran Gigi menjadi peringkat teratas sebagai program studi paling ketat dengan persentase keketatan di bawah 7% sedangkan prodi Kedokteran Hewan memiliki persentase di atas 10% (semakin kecil angka persentase, maka semakin ketat suatu prodi).  Hal ini tentunya menjadi kabar baik terutama bagi mereka yang bercita-cita menjadi seorang dokter hewan.  Selain itu, biaya untuk menempuh pendidikan dokter hewan relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi seorang dokter umum maupun dokter gigi dapat dibuktikan dari UKT (uang kuliah tunggal) yang tertera pada laman masing-masing universitas.

4. Lapangan pekerjaan

Seorang dokter hewan tidak harus bekerja di sebuah klinik hewan ataupun rumah sakit hewan. Dokter hewan menjadi salah satu profesi yang dapat bekerja di berbagai sektor mulai dari peternakan, pertanian, pemerintahan, farmasi, konservasi, hingga pendidikan. Selain itu, seorang dokter hewan juga dapat membuka klinik-nya sendiri dan membuka bisnis seperti pet shop yang saat ini sangat berpotensi. Luasnya lapangan pekerjaan memberikan peluang besar bagi mereka yang ingin berkarir sebagai seorang dokter hewan.

5. Gaji

Salah satu hal yang tidak kalah penting ketika seseorang bekerja adalah gaji. Tidak dapat dipungkiri bahwa gaji menjadi salah satu aspek penting yang turut menunjang kesejahteraan para dokter hewan, tetapi dalam bekerja, setiap dokter hewan tetap harus mendahulukan pengabdiannya dengan sepenuh hati dan gaji menjadi bentuk bonus dari pengabdian yang telah ia lakukan. Dokter hewan menjadi profesi yang cukup menjanjikan karena dapat dikatakan bahwa pengobatan hewan jauh lebih mahal dibandingkan dengan manusia karena tidak ada program asuransi pemerintah yang membiayai kesehatan hewan seperti BPJS. Namun, saat ini pemerintah telah memberi alternatif fasilitas kesehatan hewan secara gratis hanya di beberapa wilayah tertentu. Biaya untuk sekali berkonsultasi bisa mencapai ratusan ribu atau lebih, serta biasanya belum termasuk biaya obat yang diperlukan. Itulah mengapa profesi dokter hewan dapat menjadi profesi yang cukup menjanjikan.

Profesi dokter hewan di Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Profesi ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mereka yang ingin mengabdi pada negeri di bidang veteriner. Diharapkan generasi muda dapat berkontribusi dalam peningkatan jumlah dokter hewan di Indonesia dan semakin banyak masyarakat yang menyadari akan pentingnya menjaga kesejahteraan hewan dan pentingnya peran dokter hewan di kalangan masyarakat. Mari kita terus mendukung peningkatan jumlah dokter hewan di Indonesia agar kesejahteraan hewan semakin maju dan pemerataan akses kesehatan hewan dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun