Mohon tunggu...
Meisya
Meisya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Keperluan untuk mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Vitamin C terhadap Siklus Menstruasi pada Perempuan

2 Februari 2024   20:33 Diperbarui: 2 Februari 2024   20:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masalah yang sering terjadi pada wanita yaitu masalah gangguan siklus menstruasi. Menstruasi adalah proses perdarahan dari rahim yang terjadi secara periodic dan siklik. Menstruasi, haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya (Syarif et al, 2020). Lamanya siklus menstruasi dapat dihitung dalam empat fase. Diantaranya adalah fase menstruasi, fase preovulatory (folikuler), ovulasi dan fase pasca ovulatory (luteal).

Tubuh manusia memerlukan zat gizi yang berperan pada sel tubuh, contohnya adalah vitamin. Peran vitamin adalah sebagai suatu gizi tambahan yang berperan penting pada tubuh manusia. Asam askorbat atau lebih dikenal dengan vitamin c adalah vitamin yang larut dalam air yang mana banyak ditemukan dalam buah-buahan dan juga merupakan komponen penting untuk menjaga kesehatan. Vitamin c tidak dapat disimpan dalam tubuh melainkan diekskresikan melalui urin dalam jumlah yang kecil. Kebutuhan vitamin c dalam tubuh dipenuhi dengan asupan dari luar berupa bahan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Jika seseorang kekurangan vitamin c maka akan menimbulkan anemia, kulit kering, perdarahan internal pada mata, radang, gusi, imunodefisiensi, penyembuhan luka menjadi sulit, nyeri otot serta mudah memar (Krisnanda, R., 2020).

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, diantaranya genetik, ras, usia, penyakit, pertumbuhan alat reproduksi, hormon, obat-obatan kontrasepsi, stress, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, status gizi tidak normal, asupan gizi dan juga aktivitas fisik. Hal ini kemungkinan bisa terjadi pada remaja dengan pola konsumsi gizi tidak seimbang. Kelompok remaja cenderung mengalami defisiensi beberapa zat gizi seperti protein dan zat besi (Fe). Kekurangan konsumsi zat gizi dapat mempengaruhi fungsi hipotalamus yang menurun untuk memberi rangsangan implus ke hormone FSH dan LH. Asupan protein yang hanya berasal dari protein nabati memiliki nilai biologis rendah karena tidak mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan untuk proses fisiologis tubuh. Kurangnya asupan protein akan mempengaruhi penurunan frekuensi puncak hormon LH yang akan mengalami fase folikuler yang memendek (Arisanti et al, 2021).

Penelitian yang dilakukan oleh Fernanda et al pada tahun 2021 didapatkan bahwa ada hubungan antara asupan vitamin C dan gangguan siklus menstruasi pada atlet bulutangkis putri. Didapatkan bahwa semakin baik asupan vitamin C, maka semakin baik pula siklus menstruasi. Vitamin C memiliki peran dalam kesuburan wanita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chris dan Nieske (2006) pada wanita yang mengalami anovulasi menunjukkan bahwa suplemen oral dengan vitamin C (400 mg per hari) meningkatkan ovulasi. Suplemen vitamin C memiliki efek pada ketebalan endometrium dan hormon ovarium pada wanita selama fase luteal. Efek suplementasi vitamin C pada konsentrasi serum progesteron meningkat secara signifikan dan pada serum estrogen yang juga meningkat secara signifikan. Progesteron dan estrogen dalam meningkatkan ketebalan endometrium selama fase luteal dari siklus menstruasi. Peran vitamin C sebagai antioksidan yang dapat membantu melindungi jaringan endometrium dari stres oksidatif sehingga dapat dinyatakan bahwa asupan vitamin C yang sesuai dengan kebutuhan akan memberikan dampak yang baik pula terhadap keteraturan siklus menstruasi (Fernanda et al, 2021).

Daftar Pustaka

Arisanti, N. K. R., Ariati, N. N., & Gumala, N. M. Y. (2023). Hubungan Tingkat Konsumsi Protein, Zat Besi, dan Vitamin C Terhadap Siklus Menstruasi Remaja di Sai Study Group Denpasar. Jurnal Ilmu Gizi: Journal of Nutrition Science, 12(2), 138-146.

Fernanda, C., Gifari, N., Mulyani, E. Y., Nuzrina, R., & Ronitawati, P. (2021). Hubungan Asupan, Status Gizi, Aktivitas Fisik, Tingkat Stres dan Siklus Menstruasi Atlet Bulutangkis. Sport and Nutrition Journal, 3(1), 1-14.

Krisnanda, R. (2020). Vitamin C helps in the absorption of iron in Iron Deficiency Anemia. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(3), 279-286.

Syarif, S., Muflihunna, A., Abidin, Z., & Tahir, M. (2020). Peningkatan Pemahaman Mengenai Menstruasi Melalui Penyuluhan Serta Pemeriksaan Golongan Darah Di Usia Dini. LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 155-165.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun