Pukul 7 pagi di kota Barcelona yang cerah dan juga dingin semua orang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Begitu pun dengan Mediana, seorang gadis asal Indonesia yang merantau ke Spanyol untuk menempuh pendidikan S1.
Seminggu yang lalu Mediana sudah resmi memegang gelar S1 nya dan hari ini ia hendak pergi berlibur ke kota Granada Spanyol, sebelum kembali pulang ke kampung halaman. Mediana menggunakan kereta sebagai transportasi nya yang memakan waktu sampai 9 jam, ia sengaja memilih menumpangi kereta karena ingin lebih menikmati perjalan terakhirnya di Spanyol, mengingat waktu tinggal 2 minggu lagi untuk pergi ke kampung halamannya.
Selama di kereta Mediana terus memandang pemandangan sambil ditemani EarPods yang terpasang di kedua telinganya, ia memutar musik andalannya dari Kodaline. Tiba-tiba saja ada seorang pria tua di hadapan Mediana sambil tersenyum, merasa tak enak dan ingin menyapanya ia pun melepas EarPods dan mulai menyapa pria tua itu. Mediana berbincang tentang segala hal dengan pria tua itu sampai tak terasa hari sudah menuju petang, dan mediana pun mengakhiri pembicaraan itu dengan permisi ke toilet sebagai alasannya. Setelah 5 menit kembali mediana mendapati pria tua itu tengah tertidur lelap lalu ia duduk dan memutar musiknya kembali.
Perjalanan selama 9 jam yang Mediana lewati memang benar-benar ia nikmati hingga tak terasa kini ia sudah tiba di tujuannya, yaitu kota Granada Spanyol. Setibanya disana Mediana langsung keluar dari kereta, lalu ia menghela nafas tapi bukan berarti ia lelah namun Mediana sedang membuang segala beban yang ia pikul.
Mediana mulai berjalan-jalan di sekitar stasiun sambil membawa tas ransel di punggungnya dan kamera yang menggantung di lehernya, ia menikmati suasana sore hari di kota Granada mulai dari mini concert, langit yang sudah berubah menjadi orange, orang-orang yang berlalu lalang, bangunan-bangunan klasik dan tinggi yang menjadi ciri khas, dan semua itu menjadi ketenangan tersendiri bagi Mediana.
Saat di tengah keramaian tiba-tiba Mediana mendapati sebuah toko bunga yang sepi di antara toko toko lainnya yang ramai. Entah apa yang mendorong Mediana untuk pergi ke toko bunga itu, lalu ia pun masuk diiringi suara bel. Toko bunga itu benar-benar sepi tidak ada satupun pembeli di dalamnya, Mediana hanya bisa melihat berbagai macam bunga yang indah di setiap sudutnya dan ia mendengar suara seseorang yang tengah merintih kesakitan.
Lalu Mediana pun menghampiri suara itu di antara lebatnya bunga-bunga yang indah dan ternyata ada seorang pria sedang memegang tangannya yang terluka akibat duri bunga mawar. Sontak mediana pun langsung menolong pria itu, tapi tiba-tiba saja pria itu menolak dan menyuruh mediana menjauh.
Lalu pria itu berdiri dan menghampiri Mediana sambil berbicara “¡estoy bien!...oh eres como indonesio...¿es cierto?” lalu mediana terkejut apa yang dikatakan oleh pria itu, ia pun menjawab “¡si...soy de indonesia!” dan tiba-tiba saja percakapan mereka berubah menjadi bahasa Indonesia.
“maaf sebelumnya saya udah bikin mba nya bingung tadi hehe...oh iya kenalin saya Irasal Manata dari Bandung...asli orang Sunda”
“eh iya mas Irasal ga apa apa...kenalin saya Mediana Dwita...saya juga dari Bandung mas hehe”
“oh iya mba med nyari apa? maaf ya saya sksd tiba-tiba manggil mba med aja hehe”