Mohon tunggu...
MEISY ELISABETH WOKAS
MEISY ELISABETH WOKAS Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana - 41421120046

Meisy Elisabeth Wokas 41421120046 Teknik Elektro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rudolf Stainer Mengembangkan Potensi Diri dengan Pendekatan Waldrof Education - Meisy Elisabeth Wokas (41421120046) Prof Apollo

4 Oktober 2024   01:36 Diperbarui: 4 Oktober 2024   02:55 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudolf Steiner    (WALDORF EDUCATION) - Modul Ppt Prof Apollo

Rudolf Steiner (1861--1925) mengembangkan pendekatan Waldorf Education yang menekankan pendidikan sebagai seni dan berfokus pada pengembangan holistik potensi diri siswa. Pendekatan ini mencakup aspek intelektual, moral, kreatif, sosial, dan spiritual. Pendidikan holistik menurut Steiner bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya, di mana siswa didorong untuk memahami keunikan diri mereka dan mengembangkan semua potensi mereka, termasuk ganda (multiple intelligence), berpikir kritis, dan kreativitas.

Rudolf Steiner    (WALDORF EDUCATION) - Modul Ppt Prof Apollo
Rudolf Steiner    (WALDORF EDUCATION) - Modul Ppt Prof Apollo
 
Alasan utama Steiner menciptakan Waldorf Education adalah keyakinannya bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan memerlukan pendidikan yang memungkinkan mereka mengembangkan diri secara utuh. Dia percaya bahwa pendidikan harus berorientasi pada pengembangan jiwa, tubuh, dan roh, sesuai dengan tahapan perkembangan anak: usia 0-7 tahun fokus pada tubuh fisik dan meniru, 7-12 tahun pada emosi dan imajinasi, serta 12-21 tahun pada pemikiran kritis(Rudolf Steiner    (WALD...). Steiner juga mendasarkan ajarannya pada antroposofi, yaitu filosofi yang menempatkan manusia sebagai pusat dengan kemampuan memahami dunia spiritual.

Rudolf Steiner    (WALDORF EDUCATION) - Modul Ppt Prof Apollo
Rudolf Steiner    (WALDORF EDUCATION) - Modul Ppt Prof Apollo

Steiner menerapkan pendekatan ini melalui beberapa prinsip utama dalam pendidikan, yaitu connectedness (terhubung dengan semua aspek kehidupan), inclusion (terbuka bagi semua), dan balance (keseimbangan intelektual, moral, kreatif, sosial, dan spiritual). 

Pendidikan Waldorf didesain sedemikian rupa agar tidak hanya mengembangkan intelektual siswa, tetapi juga merangkul pengalaman mereka, perasaan, dan kehendak. Steiner menyatakan bahwa untuk mendidik anak secara utuh, kita harus mencapai hati dan kehendak mereka, tidak hanya pikiran mereka.

Dalam konteks praktik, siswa belajar melalui pendekatan transdisipliner dan pengalaman langsung, yang bertujuan memperluas horizon pemahaman mereka dan menumbuhkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis. Hal ini terlihat pada metode pengajaran yang menekankan pengamatan fenomena secara menyeluruh, dan pengembangan kecerdasan serta keterampilan sosial yang relevan dengan kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun