Siapa yang tidak mengenal Bendung Katulampa? Bendung Katulampa yang bertempat di kota hujan Jawa Barat, merupakan bendung yang berfungsi sebagai irigasi dan peringatan dini akibat meluapnya air di sungai Ciliwung.
Fungsi irigasi Bendung Katulampa pada saat ini adalah sebagai irigasi sawah, kolam, air baku industri, air domestik, air Kebun Raya Bogor, dan Istana Bogor serta penggelontoran untuk kota Bogor, Depok, dan Jakarta.
Bendung yang memiliki luas 333 Ha dilengkapi 4 buah pintu penguras dan 5 buah pintu pengambilan irigasi ini, seringkali dijadikan informasi mengenai debit air yang akan mengalir ke sungai-sungai di Jakarta.
Keadaan debit air di Bendung Katulampa akan dilaporkan oleh petugas Katulampa kepada Pekerja Umum (PU) DKI, setiap jamnya melalui saluran khusus melalui radio komunikasi.
Peringatan dini terhadap tingginya debit air yang terjadi di Bendung Katulampa dibedakan berdasarkan beberapa warna. Ketinggian air mulai dari 60-80 cm ditandakan dengan warna hijau atau disebut siaga 4, 90-150 cm ditandakan dengan warna biru atau siaga 3, 160-200 cm warna kuning atau disebut siaga 2, dan ketinggian air > 200 cm disebut siaga 1 yang ditandakan dengan warna merah.
Jika melihat kilas balik sejarahnya, pembangunan Bendung Katulampa sudah direncanakan sejak tahun 1889 dan selesai pada tahun 1911 oleh pemerintahan Hindia Belanda dibawah pengawasan Tn. Frenkis (pengawas/ tuan tanah).
Banyak masyarakat yang salah paham terhadap fungsi dari Bendung Katulampa ini, mereka berprasangka bahwa Bendung Katulampa merupakan bendungan yang berfungsi mengendalikan debit air yang akan mengalir ke sungai-sungai di Jakarta atau pun sekitarnya. Namun nyatanya, Bendung Katulampa hanya berfungsi sebagai irigasi dan peringatan dini terhadap kondisi air yang terjadi di Bendung Katulampa itu sendiri.
Tentunya masyarakat mengharapkan agar fungsi dari Bendung Katulampa ini bisa berjalan dengan baik, dan laporan yang dikirimkan petugas kepada Pekerja Umum (PU) DKI selalu akurat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H