Mohon tunggu...
Meisita SaskiaHaerudini
Meisita SaskiaHaerudini Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

senang dalam menari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Hari Ibu & Puisi Masa Depan

12 Desember 2023   18:56 Diperbarui: 12 Desember 2023   19:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Contoh Cerpen Hari Ibu & Puisi Masa Depan

  • Cerpen untuk Hari Ibu

HARI IBU

-22 desember, kata mereka itu adalah hari ibu. Kata mereka ini adalah hari dimana seluruh dunia memperingati betapa indahnya dirimu, “ibu”-

Matahari dengan malu-malu muncul lewat celah jendela. Aku menggeliat karena terkena silau matahari yang mengenai bagian mataku. Kulihat ke sebelah kananku jam diatas nakas menjujukkan pukul 07.30, siang bukan? Yah hari ini aku bangun sangat siang. Kalian berpikir aku bangun siang, dan tidak melaksanakan shalat subuh? Hmm.. kalian salah, tenang saja, sebelumnya aku sudah bangun pukul 04.15 dan melakukan shalat subuh ketika adzan subuh sudah selesai berkumandang, dan aku melanjutkan dengan membaca Al-Qur'an lalu setelahnya aku tidur lagi. Ya, seharusnya tidak boleh tidur selepas subuh, tapi karena aku sangat mengantuk akibat bergadang semalaman, jadi mataku tak kuat untuk tidak tidur lagi.

Aku bergegas bangun merapihkan kamarku, dan mandi. Usai mandi aku turun ke bawah, dan... Oiya aku baru ingat, buru-buru aku kedapur dan melihat kearah kulkas. Ya, ada catatan kecil disana. Jika kalian berpikir itu adalah catatan bahan makanan? Atau pekerjaan rumah yang belum dikerjakan? Kalian salah, itu adalah catatan yang sengaja dibuat oleh ibu ku ketika ia akan pergi. Minggu ini, ibu ku sebelumnya sudah pernah bilang bahwa dia akan pergi mendatangi sebuah acara yang diundang oleh teman semasa sekolahnya dulu. Isi catatannya begini "adek.. Ibu pergi dulu ya ke acara temen lama Ibu. 

Tadi kamu sudah ingin ibu bangunkan, tapi ibu tidak tega karena sepertinya kamu tidur malam. Dan karena ini hari libur jadi ibu sengaja tidak bangunkan kamu. Untuk sarapannya sudah ibu siapkan di meja makan, jangan lupa di habiskan. Susunya buat sendiri ya? Karena tadi ibu pikir susu akan dingin jika dibuat sewaktu kamu belum bangun. Ibu pergi tidak lama kok, kalau ada yang ingin ditanyakan bisa hubungi ibu oke? Jaga diri baik-baik yaa" Huh.. perhatian bukan?. Ibuku selalu begitu, perhatian dan sangat sayang padaku.

Tapi sayang, Aku dan Ibuku sedang tidak akur, Hmm... lebih tepatnya aku yang mendiamkannya selama semalaman. Itu hanya.. bukan masalah besar sih, aku merasa kesal saja karena ia tidak mengizinkanku pergi ke puncak bersama teman-temanku. Ibuku sangat bersikeras melarangku untuk ikut pergi ke puncak bersama teman-temanku. Ya, aku dan teman-temanku berencana akhir bulan kami akan menginap disebuah Villa di Puncak. Salah satu keluarga temanku memiliki sebuah villa di puncak, ia mengajak kami temannya untuk menginap beberapa hari disana sekalian berlibur.

Tetapi, aku tidak diberi izin oleh Ibu dengan alasan Ibu melarangku untuk menginap terlalu jauh, apalagi kami menginap tidak di dampingi oleh orang dewasa atau orangtua kami. Aku sudah berusaha merayu Ibuku agar ia mengizinkanku untuk ikut menginap dipuncak bersama teman-temanku, tapi tetap saja kalau Ibuku sudah bilang tidak boleh, ya sampai kapan pun aku tidak akan dapat izin darinya. Aku sangat kesal karena semua rencana yang sudah aku pikirkan ketika dipuncak nanti, itu semua hanya khayalan saja. 

Teman-temanku yang di bolehkan oleh orangtuanya untuk menginap bersama dipuncak, mereka sudah ramai sekali membicarakan tentang apa yang akan mereka lakukan dipuncak nanti digrup Whatsapp. Huh, aku semakin badmood saja membaca pesan-pesan yang ada digrup itu. Aku sungguh sangat bingung, dalam benakku masih terpikirkan mengapa Ibuku masih saja melarangku untuk menginap atau berpergian yang jauh. Padahal, aku sudah bukan anak kecil lagi kan.. Aku iri melihat teman-temanku yang dengan mudahnya mereka diperbolehkan oleh Ibu nya untuk menginap atau berpergian yang jauh. Kalaupun Ibu khawatir dengan ku, lantas apa yang harus di khawatirkan? Toh aku berpergian jauh tidak sendirian kan, aku sudah dewasa dan menurutku puncak bukan lah tempat wisata yang terlalu jauh kann? Oh ayolah, aku hanya ingin meninap beberapa hari saja dengan temanku.

Setelah berlarut-larut dalam kesedihanku, aku pun mulai berfikir. Ibu ku tak salah, ibuku bahkan sangat peduli padaku. Mengingat teman-temanku yang terlalu bebas berpergian, bermain kemana saja tanpa ingat waktu, bahkan tidak jarang banyak temanku yang meninggalkan kewajibannya hanya karena terlalu bebas bermain. Aku seharusnya senang dan bersyukur memiliki ibu seperti ibuku, ia perhatian bahkan tidak ingin anaknya mengikuti pergaulan yang bebas dengan cara melarang anaknya untuk berpergian tanpa ada orang dewasa yang temani. Aku terdiam, sedikit terharu. Orang tua teman-temanku banyak yang tidak peduli dan cuek dengan anak-anaknya. Berbeda dengan ibuku, huh aku baru sadar.. karena ternyata aku salah. Salah karena sudah menilai bahwa ibuku terlalu berlebihan dalam menjagaku, padahal itu juga untuk yang terbaik untuk anaknya.

Terdiam cukup lama dengan rasa penyesalan, aku teringat bahwa sekarang tanggal 22 desember yang katanya peringatan hari ibu sedunia. Kata mereka itu adalah hari ibu, hari dimana seluruh dunia memperingati betapa indahnya dirimu, ibu.  Aku juga ingin menjadi salah satu dari mereka tentunya, aku berusaha mencari tahu apa yang mereka lakukan di hari ibu. Ku buka smartphoneku mungkin google tahu hal apa yang mereka lakukan untuk memperingati hari ini, aku juga membuka akun media sosialku untuk mencari tahu apa yang mereka lakukan untuk memperingati hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun