Puncak acara selalui menjadi momen yang ditunggu-tunggu dalam sebuah perhelatan besar. Ini juga yang dirasakan 3.536 mahasiswa baru UPH (Universitas Pelita Harapan) Â 2018/2019 yang menunggu Puncak Acara UPH Festival 25, 18 Agustus 2018 di Lapangan Sepak Bola UPH Lippo Village.
Puncak acara yang juga menjadi closing ceremony UPH Festival 25 ini menghadirkan rangkaian acara mulai dari pesan penutup rektor, pengucapan janji mentor, Human Configuration sebagai icon  acara, music performance, dan fireworks.Â
Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah berkenan memanggil seluruh sivitas UPH termasuk mahasiswa baru untuk menjadi bagian dari UPH dan bersama-sama memuliakan Tuhan. Rektor juga mengingatkan kembali makna dari UPH Festival 25- 'Set Apart'; yang bukan berarti menjadi eksklusif tapi dipisahkan untuk diutus menjadi berkat. Diutus juga untuk mengalami pendidikan holistis dan tranformatif.Â
Usai Rektor menutup resmi UPH Festival 25 dengan memukul gong sebanyak 3 kali, acara dilanjutkan langsung dengan tari payung yang dibawakan 146 penari yang terdiri dari koreografi UKM Nusantara Dance Company, beserta mahasiswa Teacher College, Psikologi, dan Manajemen Perhotelan UPH. Tari payung ini membentuk lingkaran yang bermakna bahwa anugerah Tuhan limitless dan tidak putus. tarian ini ditampilkan dengan iringan lagu wahili berjudul Baba Yetu, yang artinya Doa Bapa Kami.
Usai Tari Payung sebagai pembuka, seluruh mahasiswa baru berlari memulai konfigurasi menggunakan kertas berwarna. Mahasiswa ini menampilkan move choreography sambil berlari menuju titik-titik dimana mereka harus berdiri untuk menampilkan Human Configuration yang nantinya membentuk sebuah logo.
Terlihat mudah, namun ini menjadi tantangan bagi mereka karena tidak boleh ada kesalahan posisi sedikitpun, gerakan pun juga harus sesuai arahan dari para mentor. Sehingga dari gerak dan atribut ini membentuk konfigurasi logo serta tulisan.Â
Akurasi menjadi hal terpenting di pertunjukkan in, ditambah waktu latihan yang sangat singkat. Fransiscus Asisi sebagai Direktur UPH Art sekaligus kordinator pertunjukkan, menyatakan bahwa waktu persiapan pertunjukkan ini  hanya dua hari dengan masing-masing 1 jam saja. Namun waktu latihan yang singkat tidak menghalangi para peserta menampilkan pertunjukkan konfigurasi yang apik dan mencoba sesempurna mungkin dengan tanggung jawab properti masing-masing.Â
Melalui konfigurasi ini ada 6 logo yang terbentuk yaitu We Are UPH', Knowledge, Faith, Character, logo UPH, dan logo UPH Festival Set Apart. Dimana kesemuanya ini harus ditampilkan hanya dalam waktu 16 menit.
Logo-logo yang dibentuk terdiri dari 4 warna primer, yaitu merah, kuning, putih, dan biru menyatakan sebuah identitas khusus dari UPH, dan yang kedua adalah pesan sebuah keberagaman.
Usai Human Configuration, mahasiswa baru dan mentor diberi waktu jeda untuk bertemu dengan para orangtua yang memang sudah hadir di lapangan sepak bola. Setelah itu, baik mahasiswa baru, mentor, orangtua, maupun anggota sivitas UPH lainnya menikmati penampilan dari Conservatory of Music dalam performance yang menarik. Seluruh peserta terlihat begitu antusias mengikuti acara hingga akhirnya menikmati pesta kembang api sebagai penutup seluruh rangkaian.Â