IoT (Internet of Things)pastinya merupakan istilah yang banyak dibicarakan, namun mungkin saja masih ada yang belum memahami seperti apa dan peluang apa dari penggunaan konsep IoT ini. Untuk itu Program studi Teknik Elektro Universitas Pelita Harapan (UPH) mendapat kesempatan untuk mendengar banyak mengenai IoT dan peluangnya terutama di dunia bisnis.Â
Paparan diberikan oleh anggota advisory board IEEE Indonesia Section Satriyo Dharmanto, dengan topik IoT Implementations -- Technology, Regulation, and Business Model Perspective,di kampus UPH Lippo Village pada 13 Maret 2018. Untuk semakin komprehensif hadir juga CEO PT Sensativ Teknologi Inovasi Radhi Kartowisastro yang memberikan demonstrasi berbagai implementasi IoT yang telah dilakukan di banyak daerah di Indonesia.
Di paparannya, Satriyo menjelaskan fenomena perubahan yang terjadi berkaitan dengan adanya perkembangan teknologi. Contohnya perubahan di area bisnis. Jika sebelumya peran strategis suatu bisnis ada di CFO (Chief Financial Officer) karena mampu menjadi penentu strategi, tapi kini ada yang disebut sebagai CIO (Chief Information Officer)yang memiliki peranan penting juga dari sisi penentuan strategi dari perspektif teknologi.Â
Satriyo juga menambahkan bahwa faktanya di Indonesia sendiri menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018, ada 143 juta dari 262 juta total populasi Indonesia menggunakan internet, dimana 60% diantarannya merupakan anak generasi muda, dengan rentang umur 13-18 tahun sebanyak 17% dan 19-34% sebanyak 43%.
"Konsep IoT ini begitu dibutuhkan di beragam bidang, sehingga harus menjadi bagian dari pergerakan bisnis. Pemanfaatannya mampu memberi solusi lebih baik untuk beragam sektor seperti consumer aplication,eksperimen, industri, dan pemerintahan. Kita juga harus sadar bahwa kita harus ambil peran di dunia IoT ini, karena IoT mampu digunakan tanpa ada batasan device,selain itu penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhannya karena sifatnya yang fokus pada konsumen, punya platformyang scalable,dan manajemen data yang terbuka. Selain itu IoT juga multidimensi, artinya kapan pun, apa pun, dan di mana pun dapat digunakan tanpa batasan ruang dan waktu.
Di dunia bisnis pun menurut Satriyo penggunaan teknologi dan konsep IoT ini harus memahami dulu beberapa hal seperti target customer, value propositionkita, dan bagaimana value chain untuk menyampaikan value propositiontersebut. Hingga akhirnya solusi bisnis yang diberikan dengan basis IoT ini diharapkan memiliki keunggulan yang lebih hemat energi dan biaya, kualitas pelayanan tinggi, jangkauan luas, keamanan yang tinggi dan privasi, dan fleksibilitias
Di akhir paparan ini, Satriyo memberi contoh pemanfaatan IoT yang dapat diimplementasikan di beragam bidang usaha seperti mart environment, smart water, smart city, smart farming,peternakan,pertanian, perkebunan, dan lainnya. Contoh produk IoT yang dapat menjawab kebutuhan tersebut telah dibuktikan oleh Radhi Hersemiaji Kartowisastro, CEO PT Sensativ Teknologi Indonesia, perusahaan berbasis IoT yang telah memiliki beberapa produk seperti contohnya sistem 'Artemi'.
Sebagai penutup Radhi dan Satriyo mengajak seluruh mahasiswa dan dosen yang hadir di kuliah tamu ini untuk mencoba sensor 'Artemi' yang ia bawa. Set-up-nya sederhana, karena sensor kedap air yang dibawa tersebut. cukup dikoneksikan ke internet lewat WiFi dan aksesnya dilakukan hanya dengan masuk ke dalam website Sensativ dan memasukkan username serta password demo yang diberikan. Dalam tampilan smartphone setiap peserta langsung tercantum bagaimana suhu dan kelembaban serta kualitas udara yang ada di ruangan kelas kampus UPH tersebut. Â Para mahasiswa terlihat begitu antusias dengan langsung mencoba demo perangkat sensor 'Artemi' ini.
Dengan kuliah tamu interaktif ini diharapkan agar mahasiswa semakin tertarik untuk menekuni konsep IoT ini dan dapat memanfaatkannya. (mt)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H