Mohon tunggu...
Meishiana Tirtana
Meishiana Tirtana Mohon Tunggu... Penulis - Writing is part of my life.

Media Relations Team

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

UPH Tumbuhkan Minat Pelajar SMA Pada Teknik Sipil Melalui Kompetisi "Spaghetti Bridge"

16 Maret 2016   08:18 Diperbarui: 16 Maret 2016   08:42 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknik Sipil UPH kembali mengadakan kompetisi ‘Spaghetti Bridge’ yang digemari siswa SMA. Kompetisi yang digagas oleh HMJ Teknik Sipil UPH ini adalah bagian dari rangkaian acara Civil Engineering Week pada 14-18 Maret 2016.  Untuk kompetisi ini sendiri, diadakan di hari kedua pada 15 Maret 2016.

Berbagai program diadakan dalam rangkaian acara CEW 2016, selain seminar pada hari pertama (14/3) hari ini, Selasa, 15 Maret 2016 diadakan kompetisi ‘Spaghetti Bridge’ di gedung D 502, kampus UPH, Lippo Village, Karawaci.

Sebanyak 16 tim dari  8 SMA berpartisipasi dalam kompetisi ini. Tema ‘Risk and Disaster in Construction Project’ menjadi point penilaian dari karya para peserta kompetisi. Tim juri adalah pakar konstruksi dari Program Studi Teknik Sipil UPH yaitu Dr. –Ing. Jack Widjajakusuma, Ketua Jurusan Teknik Sipil UPH, dan Dr. Wiryanto Dewobroto, dosen baja UPH.

“Sesuai dengan tema dari CEW tahun 2016 ini yaitu ‘Risk and Disaster in Construction Project’, maka diharapkan peserta yang terdiri dari tiga orang dalam satu tim ini dapat membuat jembatan dari spaghetti yang mampu menahan beban. Beban yang diujicobakan dianggap sebagai resiko atau bencana yang mungkin menimpa  jembatan,” jelas Andreas Prianto, Teknik Sipil UPH 2014 yang menjadi ketua acara CEW 2016.

Selain uji tahan beban, Andreas juga menjelaskan ada tiga kriteria lainnya yaitu kebersihan, estetika struktur, dan ukuran yang sesuai yaitu memiliki panjang kurang lebih 12 cm dengan berat 50 gram. Ukuran menjadi penting karena menurut Andreas dalam keilmuan teknik sipil, jembatan berkualitas merupakan jembatan yang mampu menahan beban, dengan memiliki berat seringan mungkin.

Diantara sekolah yang hadir, SMA Mahanaim merupakan sekolah yang memenangkan kompetisi ‘Spaghetti Bridge’ enam kali berturut-turut. “Kami melakukan perlombaan internal sebagai simulasi di sekolah kami, agar setiap kelompok yang maju dalam kompetisi ini siap. Namun untuk kali ini, waktu persiapan yang diberikan lebih singkat dari biasanya. Meski demikian sekolah tetap mendukung, dan saya juga selalu mendampingi murid-murid saya,” ungkap Herman Sanusi guru Fisika SMA Mahanaim Bekasi.

Tahun ini, SMA Mahanaim mengirimkan tiga tim dan ketiga tim ini memberikan hasil yang cukup luar biasa dalam penilaian awal. Tim I menahan beban 9kg, tim II berhasil menahan 12,5kg, dan tim III menahan  10,5kg.

Berbeda dengan SMA Mahanaim, tahun ini menjadi tahun pertama SMA Bunda Hati Kudus mengikuti kompetisi ini. “Saya senang dengan kompetisi ini, murid kami jadinya dapat belajar sambil bereksperimen. Dengan menerapkan ilmu Fisika dan Matematika saya berharap anak-anak dapat belajar sambil menikmati kompetisi ini,” ungkap Sisilia guru Matematika SMA Bunda Hati Kudus yang mendampingi muridnya.

Kedelapan SMA yang mengikuti kompetisi ‘Spaghetti Bridge’ kali ini yaitu SMA Mahanaim, SMA Bunda Hati Kudus, IPEKA Meruya, SMA Binus Serpong, SMAK 6, SMA Methodist, SMAN 23, SMA Pembangunan Jaya. Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah akan dilakukan dihari terakhir (18/3)  (MT/RH)

 [caption caption ="SMA Mahanaim Bekasi, Salah Satu Peserta Kompetisi dimana Jembatan Spageti yang dibuatnya mampu menahan beban 12,5 kg"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun