Mohon tunggu...
Mei Santika
Mei Santika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Aku sangat menyukai traveling. Menikmati udara sejuk di daerah lingkungan hijau. Aku juga sangat menyukai menonton drama korea. Dari menonton aku juga belajar mengenai bahasa korea dan Korean Culture yang bisa aku pelajari. Bahasa yang aku miliki untuk saat ini adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lingkungan Beralas Plastik

11 Juli 2022   11:40 Diperbarui: 11 Juli 2022   11:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik berasal dari alat kemasan produk seperti sabun, makanan, minuman dan sebagainya. Dampak dari penggunaan plastik tidak bisa kita remehkan. Saat ini kondisi lingkungan sangat memprihatinkan. 

Plastik yang berceceran disepanjang jalan. Membuat pemandangan terlihat lusuh. Terlihat jelas bahwa sampah terbesar berasal dari limbah plastik terutama kemasan sachet.

Sampah plastik yang berserakan tidak hanya bisa kita jumpai diarea darat, sampah plastik juga berserakan di area laut. Masyarakat yang kurang peduli terhadap dampak dari penggunaan plastik. Semakin tinggi penggunaan plastik, semakin tinggi pula lingkungan sekitar terancam.

Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) mencatat  sampah plastik ada 64 juta ton per tahun  di Indonesia. Dan sebanyak 3.2 juta ton sampah plastik ditemukan di area laut. Betapa sangat mengerikannya sampah plastik di Indonesia. Hal yang seharusnya menarik perhatian masyarakat akan dampak sampah plastik bagi kita semua.

Sampah plastik dapat mencemari lingkungan seperti tanah, air dan udara. Sampah plastik dapat mengancam makhluk hidup yang berada di tanah maupun air. 

Dampak dari sampah plastik juga akan sangat merugikan manusia. Karena sampah plastik dapat menyumbat saluran air, memengaruhi kesuburan tanah, menyebabkan polusi udara dan juga bisa merusak kehidupan di laut.

Sebagai masyarakat seharusnya memperdulikan lingkungan sekitar. Sebab kita juga membutuhkan lingkungan sekitar untuk bertahan hidup. Artinya manusia dan lingkungan sekitar tergolong simbiosis mutualisme yaitu saling mengutungkan.

Padahal sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dihancurkan bahkan waktunya bisa mencapai ratusan tahun baru akan benar-benar hancur. Namun jika sampah plastik dibakar akan bisa menimbulkan asap beracun yang bisa dihirup oleh manusia. Artinya jika masyarakat membakar sampah plastik dalam jumlah yang banyak akan menjadi ancaman pula bagi kita semua.

Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik. Masyarakat bisa menggantinya dengan kemasan yang ramah lingkungan, artinya kemasan yang bisa di daur ulang kembali. Hindari pemakaian sekali pakai pada kantong plastik. Bisa gunakan tas kain untuk menggantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun