Setelah empat tahun, acara pameran tahunan Bandung Photography Month akhirnya kembali diselenggarakan di Pasar Antik Cikapundung, Kota Bandung mulai tanggal 16 Oktober 2021-16 November 2021. Pameran yang diadakan Bandung Photography Month ini selalu menggunakan media tempat yang unik dan menarik. Setelah menggunakan bus yang disimpan depan Gedung Sate sebagai media di pameran sebelumnya, tahun ini Bandung Photography Month mengadakan pamerannya di sebuah Pasar Antik Cikapundung yang bertepatan di Jalan Braga, Bandung.
Bandung Photography Month yang digagas oleh Wahyu Dhian ini mewadahi insan fotografi Bandung untuk menampilkan karyanya dalam sebuah keriaan fotografi yang dikemas dalam festival fotografi yang berlangsung selama satu bulan.
Pengunjung yang ingin mendatangi pameran perlu memasuki Pasar Antik dan menaiki tangga hingga ke lantai tiga. Pameran tahun ini memiliki dua sesi karya yang ditampilkan selama dua minggu, setelah dua minggu, karya yang dipamerkan berganti. Sesi karya pertama memiliki tiga tema utama yaitu:
Membekukan Waktu Menghayati Ruang
Manusia hidup, bergerak, berfikir dan menyatakan eksistensinya di dalam ruang. Melalui ruang, seluruh potensi kemanusiaan dan berbagai pengalaman kemanusiaan dibentuk. Di dalam ruang pula, manusia terhubung dengan sesama manusia, benda-benda, serta objek-objek lainnya. Sehingga ruang dan manusia tidak dapat dipisahkan, baik secara fisik, psikologis, ataupun dimensional. Bahkan setelah manusia mati pun bisa jadi akan selalu merasa di dalam ruang, meski pada tataran dimensional yang berbeda. (bandungphotographymonth.com)
Dalam “Membekukan Waktu Menghayati Ruang” ini foto disimpan dalam lemari, meja, piano, hingga laci yang terdapat di Pasar Antik Cikapundung, tanpa mengubah posisi barang tersebut. Foto yang ditampilkan berukuran kecil sekitar 2R hingga 3R. Hal ini bertujuan agar pengunjung merasakan tensi dalam ukuran foto. Pengunjung perlu mendekati foto agar foto terlihat jelas, seolah-olah jika kita melihat barang yang memiliki memori secara dekat, semakin dekat dengan benda tersebut, semakin jelas memori yang berputar di otak kita. Pengunjung melewati barang sebagai medium pameran itu seolah-olah seperti melewati aliran atau jalan lintasan yang di dalamnya persitiwa-peristiwa itu berlangsung tanpa jeda, istirahat atau berhenti.
Potret Diri: Resiliensi